Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Pilot Pesawat Ukraina yang Jatuh Ditembak Iran Sempat Minta Suaminya Jangan Terbang

Kompas.com - 13/01/2020, 11:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,Sky News

KIEV, KOMPAS.com - Istri pilot pesawat Ukraina yang jatuh ditembak Iran mengungkap, dia sempat meminta suami jangan terbang dalam percakapan terakhir mereka.

Pesawat Ukraine International Airlines Boeing 737 jatuh setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini, Teheran, pada Rabu (8/1/2020).

Insiden itu terjadi beberapa jam setelah Iran membombardir dua pangkalan AS di Ain al-Assad dan Irbil, Irak, sebagai balasan atas kematian Qasem Soleimani.

Baca juga: Pemerintah Iran Akui Tembak Pesawat Ukraina, Pedemo Tuntut Ayatollah Mundur

Sempat membantah, Teheran akhirnya mengakui sudah menembak jatuh pesawat Ukraina, dengan menyatakan mereka tak sengaja melakukannya.

Katerina Gaponenko menuturkan, dia sempat berharap penerbangan sang suami, Volodymyr Gaponenko, dibatalkan karena tensi itu.

Namun begitu tahu pesawat tetap akan berangkat, dia mengaku sangat khawatir, seperti diberitakan Sky News pekan lalu.

Ibu dua orang putri itu mengungkapkan, dia sempat meminta kepada sang suami untuk tidak menerbangkan pesawat ke Kiev.

"Saya meminta kepadanya jangan terbang, jangan pergi. Namun di menjawab 'Siapa yang bakal menerbangkannya jika bukan aku?'," kisahnya.

Baca juga: Qasem Soleimani, Mundurnya AS dan Polemik Jatuhnya Pesawat Ukraina di Iran...

"'Jika bukan saya, tidak ada lagi. Pesawat bakal terbang sesuai jadwal.' Saya masih memintanya untuk tidak berangkat," jelasnya.

Adapun Kapten Gaponenko adalah pilot berpengalaman dengan 11.600 jam terbang di Boeing 737, termasuk 5.500 sebagai kapten, ulas CNN.

Kapten Gaponenko dilaporkan memimpin penerbangan dengan nomor 752 tersebut dari Kiev ke Teheran pada 7 Januari 2020.

Katerina menuturkan, dia sempat mendengar kabar bahwa jadwal Ukraine International Airlines 752 mundur selama dua jam tanpa tahu kenapa.

Ketika akhirnya lepas landas, pesawat tersebut terbang selama dua menit sebelum akhirnya terbakar dan jatuh pada Rabu pagi.

Sebanyak 176 orang yang berada dalam pesawat Boeing 737, dengan 82 di antaranya merupakan warga Iran, dilaporkan tewas.

Baca juga: Akui Tembak Jatuh Pesawat Ukraina, Berikut Penjelasan Iran

Katerina mengatakan, dia menampik klaim awal Teheran bahwa pesawat Ukraina tersebut jatuh karena mengalami kerusakan teknis.

Dia yakin ada hal-hal yang berada di luar kendali suaminya. Seperti adanya aksi terorisme atau serangan rudal.

Katerina tidak memahami, mengapa Ukraina masih tetap memberikan lampu hijau bagi pesawat itu mengudara di tengah situasi panas Timur Tengah.

"Saya tidak tertarik siapa yang harus disalahkan. Saya lebih tertarik mengapa mereka (Ukraina) membiarkannya," katanya.

Iran menyerang pangkalan AS dan sekutunya di Irak setelah Jenderal Qasem Soleimani tewas dibunuh pada 3 Januari 2020.

Dalam pernyataan Washington, Soleimani tewas ditembak rudal karena hendak merencanakan serangan terhadap warga AS.

Baca juga: Kutuk Kebohongan terhadap Pesawat Ukraina Jatuh, Demonstrasi Terjadi di Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com