Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Oman Qaboos bin Said Al Said Meninggal pada Usia 79 Tahun

Kompas.com - 11/01/2020, 09:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

MUSCAT, KOMPAS.com - Sultan Oman Qaboos bin Said Al Said meninggal pada usia 79 tahun, demikian laporan dari media pemerintah.

Desember lalu, dia dilaporkan pulang setelah menjalani perawatan di Belgia, dengan dugaan dia menderita kanker.

Sultan Oman Qaboos bin Said Al Said meninggal pada Jumat petang (10/1/2020), dengan masa berkabung selama tiga hari diumumkan.

Baca juga: Insiden di Teluk Oman: Kapal Tanker Dihantam Torpedo

"Dengan penderitaan dan kesedihan yang mendalam, kerajaan berduka atas wafatnya yang mulis Sultan Qaboos," ujar kerajaan dilansir AFP, Sabtu (11/1/2020).

Dia berkuasa di Oman setelah melengserkan ayahnya, Said bin Taimur, melalui kudeta yang didukung Inggris pada 1970.

Sang sultan berkuasa selama 50 tahun, menjadikannya pemimpin dengan masa jabatan terlama di dunia Arab modern.

Sultan Qaboos mengubah Oman tak hanya menjadi negara maju. Namun, diperhitungkan dalam geopolitik kawasan Timur Tengah.

Menganut prinsip netral dalam politik luar negeri, negaranya sering diminta menjadi mediator negara yang berkonflik di Timur Tengah.

Baca juga: MBS Tuding Iran Pelaku Penyerangan 2 Kapal Tanker di Teluk Oman

Salah satunya, seperti dilansir BBC, adalah memfasilitasi pertemuan rahasia antara AS dan Iran pada 2013, yang berbuah perjanjian nuklir dua tahun kemudian.

Sultan Oman itu dipandang sebagai sosok visioner dan kharismatik. Namun, dia tidak segan membungkam orang yang kontra dengan dirinya.

Seperti yang terjadi pada Arab Springs 2011, yang merambat ke Oman dengan ribuan orang turun ke jalan menuntut berakhirnya korupsi hingga kenaikan gaji.

Dia merespons tuntutan tersebut dengan memecat pejabat yang terindikasi korupsi, menjanjikan lebih banyak lapangan kerja, hingga memperluas wewenang Dewan Konsultasi.

Namun, sejak saat itu, dia memberangus koran hingga majalah yang mengkritik pemerintah, dan memenjarakan editor hingga wartawannya.

Baca juga: Trump Sebut Serangan Kapal Tanker di Teluk Oman Masalah Kecil

Kini, fokus publik Oman adalah menentukan siapa pengganti Sultan Qaboos, mengingat dia tidak mempunyai penerus.

Berdasarkan konstitusi dasar, Dewan Anggota Keluarga Kerajaan, berisi 50 orang pria, bakal memilih raja baru dalam waktu tiga hari.

Jika nama yang diajukan tidak mendapat persetujuan, maka bola bakal berpindah kepada Dewan Negara, Dewan Konsultasi, hingga Mahkamah Agung.

Bersama, mereka akan membuka surat rahasia yang sudah dituliskan Sultan Qaboos mengenai suksesornya, dan menobatkannya.

Tiga sosok kandidat adalah para sepupunya, antara lain Menteri Kebudayaan Haitham bin Tariq Al Said, Wakil Perdana Menteri Asaad bin Tariq Al Said.

Kemudian Shihab bin Tariq Al Said, mantan Komandan Angkatan Laut Oman yang menjadi salah satu penasihat sang sultan.

Baca juga: Parlemen Iran Balik Tuding AS Dalang Serangan Kapal Tanker di Teluk Oman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com