Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Tewasnya Jenderal Iran adalah "Keadilan Amerika"

Kompas.com - 10/01/2020, 22:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

TOLEDO, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, tewasnya jenderal Iran, Qasem Soleimani, adalah "keadilan Amerika".

Pernyataan itu dia sampaikan dalam kampanye politik masif pertama di 2020 di Ohio, dilansir Sky News Jumat (10/1/2020).

Dalam pidatonya di Toledo, Trump menuturkan dia menuduh Qasem Soleimani merencanakan "serangan besar" terhadap AS di Timur Tengah.

Baca juga: Wapres AS: Amerika Lebih Aman karena Jenderal Iran Tewas

"Pekan lalu, AS sekali lagi mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan nyawa, dan membawa keadilan Amerika," ucapnya.

Presiden 73 tahun itu mengatakan, jenderal Iran berusia 62 tahun itu terus merencanakan serangan terhadap kedutaan AS di Timur Tengah.

"Namun kami menghentikannya. Kami menghentikannya secara cepat. Kami menghentikannya dengan tangan dingin," klaim Trump.

Dia juga mengambil kesempatan untuk mengejek Ketua DPR AS Nancy Pelosi, serta politisi senior Demokrat Adam Schiff.

Presiden dari Partai Republik tersebut menyebut Pelosi dan Schiff menentang pembunuhan komandan Pasukan Quds itu.

Trump mengklaim dia mendapat informasi tentang keberadaan Soleimani, dan menyatakan tidak menghubungi Pelosi.

"Kami tak punya waktu menghubungi Pelosi, yang tentunya akan membocorkannya kepada teman mereka di media korup," ejeknya.

Kematian Qasem Soleimani membuat publik Iran marah. Pasalnya, dia dikenal sebagai petinggi militer berpengaruh di kawasan.

Baik Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, hingga milisi Hezbollah di Lebanon telah menyerukan balas dendam.

Baca juga: Irak Berniat Usir Pasukan AS karena Kematian Jenderal Iran, Begini Ancaman Trump

Puncaknya adalah pada Rabu kemarin (8/1/2020), Iran melalui Divisi Dirgantara Garda Revolusi mengklaim menyerang pangkalan pasukan AS.

Pangkalan milik koalisi internasional di Ain al-Assad dan Irbil dihantam dengan 22 rudal pada Rabu dini hari waktu setempat.

Garda Revolusi menyatakan, mereka menamai operasi tersebut "martir Soleimani", dan merupakan pembalasan atas kematian sang jenderal Iran.

Ketakutan bahwa konflik tersebut bereskalasi hingga memunculkan perang berembus, dengan dunia menyerukan agar dua negara menahan diri.

Trump kemudian merespons dalam konferensi pers bahwa dia tidak akan menggelar serangan balasan. Nampaknya berusaha menarik diri dari perang.

Sebagai gantinya, dia menyatakan bakal menjatuhkan sanksi terhadap Teheran, dan berjanji tidak akan membiarkan Iran mempunyai senjata nuklir.

Baca juga: Jenderal Iran Qasem Soleimani Tewas Diserang AS, Perancis: Dunia Jadi Tempat yang Lebih Berbahaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com