Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2020, 17:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP,Sky News

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran memberikan bantahan setelah disebut sebagai pihak yang menembak jatuh pesawat Boeing 737 milik Ukraina.

Sejumlah negara Barat mengindikasikan bahwa pesawat Ukraine International Airlines jatuh secara tidak wajar pada Rabu (8/1/2020).

Sebanyak 176 orang, terdiri dari 167 penumpang serta sembilan kru, tewas setelah pesawat itu jatuh pasca-lepas landas pukul 06.12 waktu setempat.

Baca juga: Maskapai Ukraina Ditembak Rudal Iran karena Dikira Pesawat AS

Pesawat Boeing 737 Ukraina itu disebut jatuh pada Rabu pagi di Bandara Imam Khomeini, Teheran, karena ditembak rudal Iran.

Otoritas dari Kiev menyatakan, mereka mulai menyikapi serius teori bahwa maskapai Ukraina International Airlines dihantam misil.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menuturkan, dia mendapat sejumlah informasi intelijen bahwa Teheran tak sengaja melakukannya.

Pendapat yang sama disuarakan oleh Presiden AS Donald Trump. "Saya mempunyai kecurigaan. Namun seseorang bisa saja membuat kesalahan," katanya.

Juru bicara pemerintah Ali Rabiei dilansir Sky News Kamis (9/1/2020) menyatakan, dia menuduh pihak Barat berusaha melancarkan perang psikologi.

Baca juga: Sebelum Jatuh, Pesawat Ukraina Sempat Mencoba Kembali ke Bandara

"Setiap negara yang menjadi korban di pesawat itu bisa mengirimkan perwakilan mereka," ujar Rabiei dalam keterangan resmi.

Dia juga mendesak Boeing selaku pabrikan juga memberangkatkan kontingen mereka guna ikut dalam penyelidikan tersebut.

Selain itu dikutip AFP, Iran juga meminta agar Kanada bisa membagikan informasi intelijen mereka bahwa pesawat Boeing ditembak rudalnya.

Dugaan bahwa pesawat dengan nomor penerbangan 752 itu ditembak rudal diembuskan Oleksiy Danilov, Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina.

Kepada media lokal, dia menerangkan terdapat empat teori penyebab pesawat tersebut jatuh dan menewaskan 176 orang, dan misil adalah salah satunya.

Baca juga: Pesawat Boeing 737 Ukraina Jatuh, PM Kanada: Bukti Tunjukkan Ditembak Rudal Iran

Sementara tiga sisanya adalah kegagalan teknis, adanya benda yang meledak dari dalam kabin, hingga bertabrakan dengan benda asing.

Dia memaparkan, penyelidik Ukraina telah tiba di Iran, dan saat ini tengah menunggu izin untuk bisa datang ke lokasi.

"Serangan rudal, kemungkinan dari sistem pertahanan Tor, berada dalam salah satu teori," papar Danilov kepada awak media.

Dia menerangkan, dugaan itu muncul setelah beredar gambar adanya kepala rudal yang jatuh di sekitar lokasi kecelakaan.

Pesawat Boeing itu jatuh beberapa jam setelah Iran membombardir dua pangkalan pasukan AS di Ain al-Assad dan Irbil, Irak.

Serangan itu merupakan balasan atas kematian komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, yang tewas 3 Januari 2020.

Baca juga: Boeing 737 Ukraina Jatuh di Iran, Diduga karena Serangan Roket hingga Upaya Penyelidikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP,Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com