Presiden dari Partai Republik itu kemudian mengakhiri konferensi pers dengan menyatakan, dia ingin masa depan yang baik rakyat Iran.
"Amerika Serikat siap untuk mengumandangkan perdamaian dengan semua pihak yang menginginkannya," jelas Trump dikutip CBS News.
Sebelumnya, Divisi Dirgantara Garda Revolusi Iran menamai operasi itu "Martir Soleimani", sesuai dengan Qasem Soleimani.
Komandan Pasukan Quds itu tewas bersama dengan wakil pemimpin jaringan milisi pro-Teheran Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis.
Keduanya terbunuh pada 3 Januari setelah mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal oleh drone AS di Baghdad, Irak.
Pentagon menyatakan, mereka harus melenyapkan jenderal 62 tahun itu. Sebab, dia dianggap aktif merencanakan serangan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah.
Para pakar mengutarakan, keputusan Teheran mengklaim secara langsung serangan di markas pasukan AS adalah hal baru.
Sebab sebelumnya, mereka dianggap menyamarkan operasi militer menggunakan kelompok milisi yang mendapat sokongan dari mereka.
Baca juga: Analis: Harga Minyak Bisa Naik ke 100 Dollar AS Per Barel Jika Iran Blokir Selat Hormuz
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan