Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Perkosa Korban yang Tidak Sadar, Reynhard Sinaga: Mereka Pura-pura Tidur

Kompas.com - 07/01/2020, 18:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Namun Reynhard mengatakan suara yang terdengar itu bukan mendengkur dan merupakan bagian dari permainan seks.

Ia mengatakan "akan berhenti melakukan hubungan seksual" bila ia merasa pria yang ia ajak "berhubungan dalam keadaan tidak sadar".

Pria berusia 36 tahun ini menyanggah membeli obat GHB (gamma hydroxybutyrate) untuk membius korbannya.

Baca juga: Mengenal Trauma yang Mungkin Dialami Korban Perkosaan Reynhard Sinaga

Polisi memang tidak menemukan obat bius di apartemen Reynhard di pusat kota Manchester, tempat ia melakukan puluhan tindak perkosaan itu.

Tetapi hakim dalam putusannya mengatakan yakin bahwa Reynhard membius korban dengan mencampur GHB ke dalam minuman alkohol, karena kondisi korban yang tidak bereaksi sama sekali saat diperkosa.

Pakar toksikologi mengatakan GHB—yang disebutkan polisi dapat dibeli di toko-toko obat di Manchester—menyebabkan orang tidak sadarkan diri selama berjam-jam dan membuat tubuh longgar, kondisi yang memudahkan penetrasi.

Dalam keterangan di depan tim juri pada 13 Desember 2019, Reynhard juga mengatakan bahwa 13 pria yang kesaksiannya didengar pada sidang tahap empat "mendekati saya" dan bahwa "saya selalu bersedia untuk berhubungan seks".

Saat ditanya kuasa hukumnya, Richard Litter, apa yang ia sepakati dengan para pria itu, Reynhard mengatakan, "Saya bisa memfilmkan dan melakukan fantasi seks saya."

Reynhard mengatakan ke-13 pria heteroseksual yang bersaksi di sidang tahap empat itu, "Mungkin menyesali atau merasa malu tentang itu [melakukan hubungan seks dengannya]…namun pada malam saat kami setuju melakukannya, mereka tahu apa yang terjadi."

Polisi Manchester menyebut Reynhard memiliki keterampilan tinggi untuk "perilaku predator" karena cepat mencari sasaran.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Ini Tes untuk Tahu Anda Psikopat atau Tidak

Sering Keluar Tengah Malam

Dalam rekaman CCTV di seputar apartemennya, Reynhard tampak sering keluar lewat tengah malam dan dalam satu aksinya, ia kembali dengan seorang pria hanya dalam waktu 60 detik.

Dalam pembelaan pada 13 Desember 2019, ia mengatakan di pengadilan bahwa, "Saya selalu tersedia kapan saja… Saya mungkin terlihat seperti waria dan itu sangat populer di antara pria yang ingin cari tahu dan mencari pengalaman dengan gay."

Ia juga mengatakan bahwa dia mencari tempat tinggal "di antara komunitas gay" dan sering keluar malam di gay village (kawasan gay di Manchester).

Reynhard menggambarkan dirinya sebagai flamboyan dan mengaku menggunakan aplikasi mencari pasangan pria untuk berhubungan seks.

Baca juga: Kasus Reynhard Sinaga, Psikiater: Ada Penyimpangan Perilaku Seksual

Kasus perkosaan berantai oleh Reynhard Sinaga terungkap pada Juni 2017 setelah seorang pria yang tengah diperkosanya terbangun dan langsung memukulnya.

Pria itu dalam kondisi tengkurap dan Reynhard menindihnya dalam keadaan tanpa busana di kamar mandi.

Reynhard langsung dipukul sampai tak sadarkan diri dan pria tersebut menelepon polisi.

Dalam dua telepon seluler Reynhard, polisi menemukan rekaman film berjam-jam perkosaan yang dilakukan Reynhard di apartemennya.

Polisi juga menemukan berbagai barang milik korban di apartemennya, termasuk telepon genggam dan kartu bank.

Reynhard menyanggah mencuri barang-barang itu sebagai trofi.

"Barang-barang itu ketinggalan secara tak sengaja dan saya tidak tahu bagaimana mengembalikannya," katanya.

Baca juga: 5 Fakta Reynhard Sinaga, Disebut Peter Pan hingga Bukti Kasusnya Capai 3 TB

"Pak Reynhard Sinaga, Anda adalah Pemerkosa Berantai"

Dalam pemeriksaan silang pada 16 Desember 2019, Jaksa Iain Simkin, sambil berdiri, memulai pernyataan dengan mengatakan, "Pak Sinaga, Anda adalah pemerkosa berantai. Yang memerkosa korban ketika mereka tidak sadar."

Reynhard menjawab, "Saya mengerti, tapi saya tidak setuju [dengan pernyataan tersebut]."

Kalimat "saya mengerti, tapi saya tidak setuju" terus diulang-ulang oleh Reynhard sepanjang persidangan hari Senin (16/12/2019) itu.

Reynhard menggambarkan dirinya sebagai "seseorang yang bisa memuaskan keinginan seksual orang-orang yang memerlukan".

Ia mengatakan, "Semua korban tengah dalam kondisi pura-pura tidur ketika ia melakukan adegan seksual terhadap mereka".

Baca juga: Korban Reynhard Sinaga Diperkosa Berkali-kali dalam Keadaan Tak Sadar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com