Pada 2019, serangan rudal dan drone Teheran dikabarkan menghantam dua fasilitas penting milik perusahaan minyak Saudi, Aramco.
AS dan Riyadh menyebut bahwa serangan itu dilakukan Iran. Namun, Teheran berkelit dan menyatakan insiden itu diklaim oleh kelompok pemberontak Yaman, Houthi.
Baca juga: Irak Berniat Usir Pasukan AS karena Kematian Jenderal Iran, Begini Ancaman Trump
Sejak serangan siber yang menimpa fasilitas nuklir mereka pada 2010 silam, Teheran mulai serius membenahi sektor itu.
Diduga, Garda Revolusi mempunyai pusat komando siber sendiri, yang bertugas melakukan kegiatan mata-mata, baik untuk militer maupun ekonomi.
Laporan militer AS pada 2019 mengungkapkan, Iran melancarkan serangan siber yang menyasar perusahaan aeronautika, kontraktor pertahanan, hingga perusahaan telekomunikasi.
Kemudian raksasa teknologi Microsoft menjelaskan, ada kelompok peretas yang berhubungan dengan Teheran mencoba membobol akun pejabat AS.
Baca juga: Iran Kibarkan Bendera Merah, Apa Artinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.