Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Korban Pemerkosaan: Saya Ingin Reynhard Sinaga Membusuk di Neraka

Kompas.com - 06/01/2020, 21:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Reynhard--yang memperoleh gelar sarjana dari fakultas teknik jurusan arsitektur di Indonesia pada 2006--juga bersikukuh bahwa para pria itu "berpura-pura tak bergerak sedikit pun" dan mereka telah setuju untuk terlibat dalam permainan "fantasi seksualnya".

Baca juga: Mantan Anggota Dewan BPJS TK Syafri Tak Tuntut Balik Rizky soal Tudingan Pemerkosaan

"Perilaku predator"

Kepolisian mencurigai obat bius yang digunakan Reynhard adalah GHB (gamma hydroxybutyrate), obat yang dapat membuat korban tak sadarkan diri dan tertidur berjam-jam.

Obat ini, menurut pakar forensik dan toksikologi yang dihadirkan di pengadilan, Dr Simon Elliott, selain memiliki efek membuat korban tak ingat dan tertidur pulas, juga mengendurkan tubuh.

Kondisi tubuh yang kendur memudahkan pemerkosaan melalui anus, menurut pakar.

Baca juga: 4 Pelaku Pemerkosaan Dokter Hewan di India Ditembak Mati Polisi, Publik Bersukacita

Dalam persidangan, Reynhard juga menyatakan bahwa para korban prialah yang mendekatinya dan bukan dia yang mencari sasaran di area seputar tempat tinggalnya.

Akan tetapi, dalam rekaman CCTV yang diperoleh polisi, pria 36 tahun itu terlihat sering keluar dari apartemennya lewat tengah malam dan dalam satu kesempatan, ia kembali dengan seorang pria muda hanya dalam waktu 60 detik.

Polisi menyebut Reynhard memiliki "perilaku predator".

Sidang Reynhard Sinaga berlangsung selama empat tahap sejak Juni 2018 dengan korban 48 orang pria.

Namun, kepolisian Manchester mengatakan, korban dapat mencapai 190 pria, termasuk 48 orang yang telah dihadirkan sebagai saksi di pengadilan.

Baca juga: LPSK Akan Dorong Polisi Tangkap Pelaku Pemerkosaan Anak oleh Ayah Tiri

Polisi mengatakan, korban dapat lebih banyak lagi karena Reynhard kemungkinan telah melakukan aksinya bahkan sebelum ia tinggal di apartemen di pusat kota Manchester pada 2011.

Polisi mengungkap para korban pemerkosaan ini melalui dua telepon seluler (ponsel) milik Reynhard yang disita, yang berisi rekaman film berjam-jam.

Satu ponsel digunakan untuk merekam tindakan pemerkosaan dari jarak jauh dan satu ponsel lagi dari jarak dekat yang dilakukan di apartemennya, sebagian besar di lantai di kamar tidur dan ada juga di lantai ruang tamu.

Sejauh ini masih ada sekitar 70 korban yang belum diidentifikasi.

Stigma dan depresi menjadi korban pemerkosaan pria merupakan salah satu faktor yang menyulitkan identifikasi korban, kata polisi.

Sebagian korban bahkan belum memberitahukan keluarga dekat ataupun teman. Sebagian korban juga menolak untuk melihat film pemerkosaan yang direkam Reynhard.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com