TEHERAN, KOMPAS.com - Seorang pejabat Iran berkata, tanggapan paling pas terhadap AS adalah militer setelah jenderal Qasem Soleimani tewas diserang.
Soleimani tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, pada Jumat pekan lalu (3/1/2020).
Komandan Pasukan Quds itu terbunuh setelah konvoi mobil yang ditumpanginya dihantam rudal di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Baca juga: Iran Kibarkan Bendera Merah, Apa Artinya?
AS melalui Pentagon mengakui mereka bertanggung jawab atas serangan itu, dan menyebut Qasem Soleimani merencanakan serangan terhadap warga AS.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyatakan, dia berjanji bakal membalas tewasnya jenderal 62 tahun itu.
Dalam wawancara dengan CNN, penasihat militer Khamenei, Brigadir Jenderal Hossein Dehghan mengusulkan respons atas serangan AS.
"Tanggapan yang paling tepat adalah militer, dan tentu saja menyasar target militer," ujar Dehghan dilansir AFiP Minggu (5/1/2020).
Di Masjid Jamkaran, Kota Suci Qom, Iran mengibarkan bendera merah yang kemudian disiarkan oleh stasiun televisi lokal.
Dalam tradisi Syiah, bendera merah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan panggilan untuk membalas kematian seseorang.
Konon, peristiwa serupa pernah terjadi ketika tokoh Syiah, Imam Hussain, tewas dalam Pertempuran Karbala, 680 Masehi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.