WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump akhirnya angkat suara setelah Jenderal Iran, Qasem Soleimani, tewas diserang.
Soleimani yang merupakan komandan Pasukan Quds, sayap dari kesatuan elite Garda Revolusi, tewas di Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Jenderal Qasem Soleimani tewas bersama pemimpin paramiliter Irak Hashed al-Shaabi, Abu Mahdi al-Muhandis, dan enam orang lainnya akibat serangan drone.
Baca juga: Jenderal Topnya Tewas Diserang AS, Iran Bersumpah Balas Dendam
"Iran tidak pernah menang perang, tetapi juga tidak pernah kalah dalam negosiasi," ujar Trump dalam kicauannya di Twitter.
Iran never won a war, but never lost a negotiation!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 3, 2020
Dalam keterangannya, Pentagon menjelaskan bahwa serangan terhadap jenderal top berusia 62 tahun itu merupakan perintah Trump.
Kementerian Pertahanan mengatakan, mereka menerbangkan drone yang total menewaskan delapan orang pada Jumat tengah malam waktu setempat.
Dikatakan bahwa serangan tersebut dilakukan karena Soleimani dan Pasukan Quds yang dia pimpin bertanggung jawab atas kematian ratusan warga AS.
Selain itu, Pentagon mengklaim perwira tinggi bintang dua itu mendalangi berbagai aksi kekerasan yang terjadi di Timur Tengah.
Salah satunya adalah serangan roket yang menewaskan seorang kontraktor sipil AS di Kirkuk pada Jumat pekan lalu (27/12/2019).
Karena kematian kontraktor itu, Washington memerintahkan serangan udara terhadap Hashed al-Shaabi pada Minggu (29/12/2019).
Serangan itu menewaskan sekitar 25 orang, yang dibalas dengan aksi protes dari massa pendukung Hashed di Kedutaan Besar AS di Baghdad.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyatakan, publik Irak bersorak gembira atas kematian salah satu komandan berpengaruh di Teheran tersebut.
"Mereka menari di jalan karena bebas, dan berterima kasih karena Jenderal Soleimani tidak ada lagi," klaimnya di Twitter dilansir AFP.
Dia mengunggah kicauan itu disertai video yang memperlihatkan orang-orang berada di jalan, dan membentangkan bendera.
Pompeo tidak menjabarkan dari mana video itu berasal, atau pun kapan serta di mana kejadian tersebut berlangsung.
Baca juga: Jenderal Top Iran Tewas Diserang atas Perintah Trump, DPR AS Tak Diberi Tahu
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.