Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Inggris Ini Dianggap Berbohong Diperkosa Beramai-ramai di Siprus

Kompas.com - 31/12/2019, 12:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NICOSIA, KOMPAS.com - Pengadilan Siprus memutus bahwa remaja Inggris berbohong telah diperkosa beramai-ramai oleh pemuda Israel.

Gadis itu langsung ditahan setelah menarik klaim bahwa diserang oleh 12 pemuda Israel di hotel pada 17 Juli lalu.

Remaja 19 tahun ini mengklaim, polisi Siprus memaksanya untuk berbohong bahwa dia sudah diperkosa beramai-ramai.

Baca juga: Usai Diperkosa Beramai-ramai, Perempuan Ini Disiram Cairan Asam

Dilansir BBC Senin (30/12/2019), pengadilan di Paralimni memutus gadis Inggris itu bersalah atas dakwaan melakukan keresahan publik.

Hakim di Pengadilan Distrik Famagusta menyatakan bakal menangguhkan vonis dalam agenda berikutnya pada 7 Januari mendatang.

Remaja yang tak disebutkan identitasnya itu terancam dipenjara selama setahun, atau didenda 1.500 poundsterling (Rp 27,2 juta) karena berbohong.

Pengacaranya sudah meminta penangguhan hukuman, dan membuat Michael Polak, Direktur Justice Abroad yang membantu wanita itu berkomentar.

Dia mengatakan mereka bisa mengajukan banding atas beberapa faktor. Seperti mengeluhkan kesaksian remaja itu diambil tanpa didampingi kuasa hukum atau penerjemah.

Menurut Polak, keputusan pengadilan bergantung kepada jenis kesaksian tersebut adalah pelanggaran bagi hukum HAM Eropa.

Dia juga mengkritik Hakim Michalis Papathanasiou, yang menolak mendengarkan keterangan di mana pemerkosaan itu terjadi.

Baca juga: Mahasiswi Tewas setelah Diperkosa Beramai-ramai di Dalam Bus

Papathanasiou berujar, remaja Inggris itu memberikan klaim palsu kepada polisi, sementara menyadari perbuatannya.

"Selama kesaksiannya, terdakwa tidak memberi kesan yang bagus untuk memberi kebenaran, dan mencoba menipu sidang," ujarnya.

Papathanasiou menjelaskan, dia mendasarkan keputusannya kepada bukti video bahwa perempuan itu melakukan hubungan seks secara sadar.

Menurut Papathanasiou, alasan wanita itu kemudian melapor adalah karena dia menyadari direkam saat berhubungan badan itu.

"Dia berada dalam posisi sulit dan merasa malu. Dia kemudian meminta maaf karena sudah memberi kesaksian palsu," katanya.

Jaksa penuntut menyatakan, gadis Inggris itu secara sadar menandatangani pernyataan mencabut laporannya 10 hari pasca-melapor.

Pengacara remaja itu berargumen, video itu menunjukkan bahwa dia berhubungan seks dengan salah satu dari pemuda Israel.

Baca juga: Dituduh Jadi Penyihir, Seorang Janda Tua Diperkosa Beramai-ramai

Namun, teman-teman pemuda tersebut mencoba masuk saat dia memaksa mereka pergi. Nicoletta Charalambidou menyatakan, mereka akan mengajukan banding.

Selain itu, mereka juga bakal membawa kasus ini ke Pengadilan HAM Eropa. "Kami menghormati putusan. Namun juga dengan hormat, kami tak setuju," tegasnya.

"Kami yakin terdapat banyak pelanggaran dalam prosedur ini, dengan hak klien kami juga dilanggar," lanjut Charalambidou.

Si remaja menghubungi polisi beberapa jam setelah dia mengaku diperkosa beramai-ramai di Hotel Pambos Napa Rocks.

Polisi kemudian 12 pemuda Israel yang dianggap bertanggung jawab. Namun, mereka dibebaskan setelah gadis itu mencabut laporannya.

Dalam perkembangannya, dia kemudia ditahan dan dihadapkan ke pengadilan atas dakwaan meresahkan publik dengan kesaksian palsunya, di mana dia mengaku tidak bersalah.

Adapun Nir Yaslovitzh, pengacara dari para pemuda itu, menyambut baik keputusan dari Papathanasiou, dan berharap kasus itu jadi pelajaran.

Baca juga: Wanita India Tewas Dihantam Batu Bata Usai Diperkosa Beramai-ramai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com