Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Nominasikan Perdana Menteri, Presiden Irak Mengundurkan Diri

Kompas.com - 26/12/2019, 21:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BAGHDAD, KOMPAS.com - Presiden Irak Barham Salih membuat keputusan mengejutkan dengan memutuskan mengundurkan diri kepada parlemen.

Dia memutuskan mundur dari pada menominasikan perdana menteri baru yang malah nantinya bakal mendapat penolakan dari demonstran.

Dilansir The National Kamis (26/12/2019), karena Salih tidak punya hak konstitusi menolak perdana menteri Irak, dia memilih mengundurkan diri.

Baca juga: Iran Diam-diam Pindahkan Rudalnya ke Irak lewat Demonstrasi

Parlemen kini bakal bertemu dan mendiskusikan pengumuman itu. Jika mereka menerima, maka Salih bakal diputuskan mundur.

Blok Binaa pada Rabu (25/12/2019) mencalonkan Assad al Eidani, Gubernur Basra sekaligus mantan Menteri Pemuda dan Olahraga.

Dalam surat pengunduran dirinya, presiden berusia 59 tahun itu meminta maaf karena muncul nama Eidani sebagai pengganti Adel Abdul-Mahdi.

"Saya lebih baik mengundurkan diri dari pada menominasikan kandidat lain, dan ini demi kepentingan publik," jelas Salih.

Presiden kedelapan Irak itu mengatakan, aksi protes yang terjadi membuat politisi harus mengedepankan kepentingan publik dibanding politik atau pribadi.

"Karena itu, lebih baik bagi saya untuk mengundurkan diri dibanding menugaskan seseorang yang jelas ditolak demonstran," tegasnya.

Dalam suratnya, Salih mengutarakan masalah terbesar adalah blok politik yang berusaha mengusung jagoan mereka.

Masalah ini, lanjut Salih, belum ditemukan solusinya sejak Mei 2018. "Kami menerima berbagai informasi tentang blok mana, dan tengah mendiskusikannya," katanya.

Dimulai sejak awal Oktober, puluhan ribu orang Irak turun ke jalan dan menuntut adanya perubahan dalam pemerintahan.

Mereka melakukan aksi protes karena pemerintah dianggap tidak becus dalam menangkal korupsi yang mewabah, pengangguran, maupun peningkatan layanan publik.

Lebih dari 450 orang demonstran tewas dalam unjuk rasa tersebut, dan 25.000 lainnya terluka, dengan pasukan keamanan maupun paramiliter dianggap bertanggung jawab.

Pada Desember, parlemen menyetujui pengunduran diri Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi, dengan hingga saat ini tak ada konsensus yang dihasilkan.

Unjuk rasa terbaru terjadi di beberapa kota, seperti di Baghdad di mana pendemo membakar sejumlah bangunan pada Rabu.

Baca juga: Dilanda Kerusuhan Berdarah, Perdana Menteri Irak Ajukan Mengundurkan Diri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com