Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Sanksi PBB, Rusia Pulangkan Ribuan Pekerja Korea Utara

Kompas.com - 26/12/2019, 13:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia dilaporkan telah memulangkan ribuan pekerja asal Korea Utara sebagai buntut adanya sanksi PBB.

Beberapa pekan terakhir, sejumlah perusahaan tempat warga Korut bekerja, seperti usaha konstruksi, restoran, hingga garment ditutup.

Koryo salah satunya. Restoran Korea Utara yang terkenal di Moskwa dengan menu kimchi dan selada pakis buka hingga 22 Desember lalu.

Baca juga: Trump Berharap Dapat Vas, Bukan Tes Rudal, dari Korea Utara sebagai Hadiah Natal

Sepanjang pekan lalu, mereka sibuk menjawab telepon apakah mereka akan buka pada Sabtu, atau Minggu, dilaporkan BBC Indonesia Rabu (25/12/2019).

"Kami tidak punya hak untuk berbicara. Tempat ini akan segera mempunyai pemilik baru. Lebih baik menghubungi kedutaan," ujar seorang pekerja.

Pada Minggu (22/12/2019), restoran Koryo ditutup untuk menjalani perbaikan, dengan situsnya dilaporkan sudah tidak berfungsi.

Begitu juga degan dua kafe yang berlokasi di Moskwa, Rynrado di Lomonosov Avenue dan Minson di Mosfilmovskaya.

Baca juga: Tenggat Waktu Negosiasi Mendekat, Trump Awasi Korea Utara

Kedua tempat itu bisa ditempuh dari Kedutaan Korut selama 15 menit dengan berjalan kaki. Pada 22 Desember, dua kafe itu juga ditutup.

BBC kemudian menelepon perusahaan Rusia yang mempekerjakan pekerja Korea Utara di bidang penjahit maupun konstruksi.

"Baca UU dengan saksama. Seluruh diaspora Korea telah pergi," ujar perusahaan konstruksi Moran-Stroy di Moskwa dengan putus asa.

Sementara staf perusahaan Kanson mengatakan, dalam waktu dekat gelombang terakhri karyawan mereka asal Korut bakal pulang.

Seorang warga Korut yang tidak ingin identitasnya diungkap berujar, seluruh koleganya sudah meninggalkan Rusia pada pekan lalu.

"Tidak apa-apa. Saya sama sekali tidak ada keluhan," ujar pekerja tersebut saat ditanya mengenai keharusan kembali pulang.

Baca juga: AS Bersiap untuk Hadiah Natal Tak Menyenangkan dari Korea Utara


Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Pos Pertahanan Changrindo di front barat, dalam gambar tak bertanggal yang dirilis oleh KCNA pada 25 November 2019.KCNA via REUTERS Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Pos Pertahanan Changrindo di front barat, dalam gambar tak bertanggal yang dirilis oleh KCNA pada 25 November 2019.

Rusia Akan Lapor PBB

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan, jumlah pekerja Korut mencapai 40.000 orang.

Namun hingga April tahun ini, jumlah tenaga kerja negara komunis tersebut turun hingga 8.000 orang yang masih bertahan.

Dia menuturkan mayoritas sudah meninggalkan Rusia, dengan ada sekitar 2.500 orang yang izin kerja mereka berakhir 22 Desember lalu.

"Pihak Korea Utara mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan keberangkatan mereka," jelas Zakharova dalam rilis resmi.

Dia menjelaskan, upaya memulangkan seluruh pekerja pada 22 Desember gagal, karena kurangnya penerbangan langsung kedua negara.

Zakharova melanjutkan, Kremlin akan menyerahkan laporan implementasi kewajiban memulangkan para tenaga kerja Korut ke Dewan Keamanan PBB pada 22 Maret 2020.

Pada 22 Desember 2017, PBB menjatuhkan sanksi yang memerintahkan seluruh warga Korea Utara yang menjadi diaspora segera pulang ke negaranya.

PBB meyakini, Pyongyang menggunakan devisa yang diperoleh dari para pekerja tersebut untuk membiayai program senjata nuklir mereka.

Baca juga: Korea Utara Kembali Gelar Tes Krusial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com