Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Kematian Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi

Kompas.com - 23/12/2019, 13:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - 26 Oktober, sebuah laporan mengejutkan datang dari desa bernama Barisha, yang berada di Provinsi Idlib, Suriah.

Dua pejabat keamanan Irak yang enggan disebutkan namanya menyatakan, Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi telah tewas.

"Informan kami mengonfirmasi kepada intelijen bahwa Baghdadi tewas terbunuh bersama pengawalnya setelah tempat persembunyiannya ditemukan," jelas sumber itu.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dikabarkan Tewas

Sehari berselang, Presiden AS Donald Trump membenarkan bahwa Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi sudah tewas di Suriah.

Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, presiden 73 tahun itu mengatakan bahwa Baghdadi mengaktifkan rompi bom bunuh diri miliknya.

Dia menjelaskan operasi itu ditempuh selama satu jam menggunakan helikopter yang diterbangkan dari sebuah pangkalan rahasia.

Trump mengatakan operasi untuk membunuh buronan paling dicari dunia itu bisa terlaksana berkat bantuan militer Rusia, Suriah, Turki, dan Irak.

"Dengan megah, pasukan khusus menuntaskan misi malam yang berbahaya dan menantang di kawasan timur laut Suriah," papar Trump saat itu.

Trump menjelaskan, militer AS segera melakukan pemeriksaan cepet menggunakan potongan tubuh Baghdadi yang meledak untuk memastikan sosoknya.

Baca juga: Trump Umumkan Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sudah Tewas

Selain dia, Trump menyatakan dua anak juga tewas setelah mereka dibawa melarikan, dengan seekor anjing terluka saat Baghdadi meledakkan diri.

Jenazah pria paling dicari dunia selaam lima tahun terakhir itu dilaporkan "dikubur" di laut setelah meminta saran pakar agama.

Kepastian kabar kematian Abu Bakr al-Baghdadi mengakhiri masa persembunyiannya sejak mengumumkan "kekhalifahan" di Mosul, Irak, pada 2014 silam.

ISIS yang awalnya sempat bungkam, akhirnya mengumumkan kematian Abu Bakr al-Baghdadi lima hari setelah serangan itu.

Dalam rekaman audio yang dirilis di Telegram, kelompok ekstremis itu menunjuk Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi sebagai orang nomor satu mereka.

Baca juga: Dihargai Rp 350 Miliar, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Sempat Dikabarkan Tewas Beberapa Kali

Klaim Celana Dalam dan Pengkhianatan Anak Buah

Trump memang menyatakan bahwa operasi tersebut tidak bisa dilepaskan dari izin negara seperti Rusia untuk memasuki kawasan udara mereka.

Namun, milisi Kurdi Suriah yang selama ini menjadi sekutu Washington dalam memerangi ISIS juga memproklamirkan jasa mereka.

Penasihat Senior Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dengan Kurdi sebagai tulang punggungnya menyebut, mereka berhasil memperoleh DNA Baghdadi.

Can menerangkan, DNA si Pemimpin ISIS itu diperoleh dari celana dalam yang didapatkan oleh sumber utama mereka.

Baca juga: Kurdi Suriah Klaim Ambil DNA Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dari Celana Dalamnya

Siapa sumber itu, jika merujuk kepada keterangan seorang pejabat AS, adalah anak buah Baghdadi yang menaruh dendam.

Merujuk pada pernyataan Komandan SDF Mazloum Abdi, informan itu balas dendam setelah marah karena keluarganya disakiti.

Abdi menjelaskan, sosok itu adalah orang Arab yang mempunyai "banyak kerabat di ISIS". Namun, dia tak yakin lagi dengan masa depan kelompok itu dan memutuskan membalas dendam.

Jadi, dia tidak hanya mencuri celana dalam Baghdadi, namun juga dengan akurat menggambarkan detil lokasi persembunyiannya di Barisha.

Seperti tata letak ruangan per ruangan di desa Barisha, jumlah lantai, berapa penjaga yang ada, hingga terowongan persembunyian.

Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Dikhianati Anak Buahnya Sendiri?

Sumber AS mengungkapkan, sosok yang mengkhianati Baghdadi itu bakal menerima sebagian hadiah 25 juta dollar AS, sekitar Rp 350 miliar.

Selain itu, dia bersama keluarganya dilaporkan sudah dipindahkan dari Suriah sekitar dua hari setelah militer AS menyerbu bangunan di desa Barisha itu.

Klaim yang diberikan Kurdi menjadi sorotan setelah Trump membuat keputusan mengejutkan dengan menarik pasukan dari utara Suriah.

Penarikan itu dipandang banyak kalangan memberikan jalan bagi Turki untuk melakukan Operation Peace Spring pada 9 Oktober.

Ankara sudah memandang milisi Kurdi, utamanya Unit Perlindungan Rakyat (YPG) karena dianggap sebagai teroris.

Selain sumber anak buah yang membelot, sosok lain yang "berjasa" memberikan informasi adalah Muhammad Ali Sajid al-Zobaie, tak lain adalah ipar Baghdadi.

Baca juga: Ipar Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Jadi Informan yang Bongkar Persembunyiannya

Baik sumber intelijen Irak dan pakar pergerakan radikal dari Wasatiyyah Centre, Fadel Abo Raghif, berujar kebanyakan informasi tentang Baghdadi datang dari Sajid.

Status Sajid yang notabene ipar Baghdadi sebagai informan mengantarkan Baghdad ke terowongan gurun dekat Qaim, di mana mereka menemukan lokasi rahasia berisi peta hingga senjata ringan.

Pakar ISIS Hisham Hashimi mengatakan, temuan itu mengantarkan intelijen ke lingkaran penyelundupan yang mungkin digunakan Baghdadi.

Dari situ, mereka mendapatkan informasi bahwa Pemimpin ISIS itu berada di Barisha, desa dekat Provinsi Idlib, selama lima hari terakhir.

Baghdadi diyakini berusaha untuk mengeluarkan keluarganya ke Turki berbekal bantuan dari pria bernama Abu Mohamed al-Halabi.

Halab atau Abu Mohamed Salama adalah komandan kelompok bernama Hurras al-Din, yang memilih lepas dari Hayat Tahrir al-Shams setelah sebelumnya berpisah dengan Al-Qaeda.

Selain itu seperti dikutip Reuters, pejabat anonim keamanan Irak menerangkan mereka menangkap informan lain, Ismael al-Ethawi yang merupakan pembantu Baghdadi.

Dari Ethawi, mereka mendapatkan "kepingan teka-teki yang hilang", seperti berbagai lokasi yang digunakan, atau taktik pertemuan Baghdadi.

Berbekal pernyataannya, Irak memahami bahwa Baghdadi sering bertemu para komandannya di minibus berisi sayur untuk menghindari deteksi.

Baca juga: Sebelum Tewas, Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi Berusaha Selundupkan Keluarganya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com