Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Mayoritas Rakyat Dukung Pemakzulan Donald Trump oleh DPR AS

Kompas.com - 21/12/2019, 19:02 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Politico

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Mayoritas publik Amerika mendukung langkah House of Representatives (DPR AS) dalam pemakzulan Presiden Donald Trump.

Dukungan itu tercermin dalam survei yang dirilis Politico/Morning Consult, di mana 52 persen menyetujui presiden dari Partai Republik itu dilengserkan.

Jajak pendapat itu merupakan yang pertama sejak DPR AS, yang dikuasai oleh Partai Demokrat, melakukan pemakzulan terhadap Donald Trump Rabu (18/12/2019).

Baca juga: Diundang DPR AS Beri Pidato Kenegaraan Setelah Dimakzulkan, Apa Jawaban Trump?

Dari survei itu, sebanyak 43 persen menolak Trump dimakzulkan, sementara lima persen mengaku tidak mempunyai pendapat.

Sementara jajak pendapat lain yang didasarkan pada afiliasi partai menunjukkan, 16 persen pendukung Republik menyetujui pemakzulan Trump, sementara 81 persen lainnya menolak.

Kemudian dari pendukung oposisi Demokrat, 85 persen responden menyatakan kesetujuannya, dengan 12 persen yang tidak sepakat.

Kemudian pemilih independen, yang tidak terafiliasi dengan dua partai besar itu, 48 persen di antaranya setuju Trump dihentikan dari jabatannya, sementara 41 persen menolak.

Peluang Sangat Kecil Pemakzulan

Seperti sudah diketahui, Donald Trump dimakzulkan atas tuduhan Penyalahgunaan Kekuasaan dan Menghalangi Penyelidikan Kongres.

Selanjutnya, proses pemakzulan itu bakal dibawa ke level Senat AS, yang dijadwalkan bersidang pada pada Januari 2020.

Baca juga: 5 Fakta Terkait Pemakzulan Donald Trump

Ambisi Demokrat untuk menendang Trump dari Gedung Putih sangat kecil karena mayoritas Senat AS dikuasai oleh Partai Republik dengan komposisi 53-45.

Dibutuhkan dua per tiga dukungan agar pasal itu lolos, yang artinya Demokrat harus bisa membujuk 20 Senator supaya membelot.

Sejauh ini, belum ada tanda-tanda ada Senator Partai Republik yang berubah pikiran dan mendukung pemakzulan Presiden Trump.

Jika pun ada, jumlahnya hanya sedikit. Seperti Lisa Murkowski (Alaska), Susan Collins (Maine), dan Mitt Romney, Senator Utah yang merupakan pengkritik vokal sang presiden.

Hal lain yang bakal semakin mempersulit kans pasal tersebut lolos adalah tidak adanya jaminan ke-45 Senator Demokrat bakal seiya sekata.

Dua senator, Joe Manchin dari West Virginia dan Doug Jones dari Alabama, diragukan bakal memberikan dukungannya bagi proses pemakzulan tersebut.

Baca juga: Donald Trump Menuntut Sidang Pemakzulan di Senat AS Digelar Secepatnya

Manchin dan Jonse disebut berasal dari negara bagian yang merupakan basis pemilih Trump, dengan dukungan lebih dari 60 persen pada Pilpres AS 2016.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnel telah mendapat kritikan karena komentarnya yang dinilai partisan dan memihak Trump.

Senator dari Kentucky ini sudah menyatakan, DPR AS telah menerapkan sidang paling tidak adil serta terburu-buru.

"Setiap faksi harus menyerah pada kemarahan partisan. Ini adalah sidang dengan bukti tersedikit dalam sejarah AS," katanya.

Gedung Putih sendiri sudah menyatakan keyakinannya, Senat bakal membebaskan presiden ke-45 AS tersebut dari tuduhan pemakzulan.

"Beliau bersiap untuk tahap selanjutnya, dan yakin bakal dibebaskan dari tuduhan ini," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham.

Survei itu digelar pada 19-20 Desember di mana metode wawancara adalah 1.387 pemilih dihubungi. Margin of error survei adalah plus minus tiga persen.

Baca juga: Pemimpin Mayoritas Senat AS: Pemakzulan Donald Trump Tidak Adil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Politico
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com