WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump menulis surat berisi kemarahan kepada DPR AS jelang sidang pemakzulan terhadap dirinya.
Dalam suratnya kepada Ketua DPR Nancy Pelosi, presiden 73 tahun itu menuding terdapat upaya "kudeta" melalui sidang itu.
Tak hanya itu. Trump juga menyebut proses pemakzulan dirinya yang dilakukan Demokrat di DPR AS "perang atas demokrasi AS".
Baca juga: Jelang Malam Pemakzulan, Trump Kirim Surat Penuh Kemarahan ke Ketua DPR AS
Dilansir Al Jazeera Selasa (17/12/2019), presiden ke-45 AS itu memulai suratnya dengan menyampaikan "protes terkuat" atas proses dirinya dimakzulkan.
Dia menuturkan bahwa dua pasal pemakzulan yang disetujui Komite Yudisial DPR AS tidak sah karena dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun.
"Engkau telah merendahkan sebuah makna dari kata yang sebenarnya sudah sangat menjijikkan, pemakzulan!" ujar Trump dalam surat penuh kemarahan itu.
Dia menuding Demokrat yang menguasai House of Representatives sudah melanggar sumpah jabatan dengan memroses pasal tak sah tersebut.
"Kalian melanggar kesetiaan terhadap Konstitusi, dan juga merupakan pernyataan perang terbuka terhadap demokrasi AS," tegasnya.
Dia bersikeras tidak melakukan kesalahan dalam percakapan telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada 25 Juli lalu.
"Setiap kali saya berbicara dengan pemimpin asing, saya mengedepankan kepentingan AS, seperti yang saya lakukan dengan Presiden Zelensky," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.