Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Ancam Tutup 2 Pangkalan Turki, AS Ingin Minta Penjelasan

Kompas.com - 17/12/2019, 13:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan AS Mark Esper berujar, dia ingin meminta penjelasan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam bakal menutup dua pangkalan.

Sebelumnya dalam wawancara dengan televisi pro-pemerintah A Haber, Erdogan mengancam bakal menutup Pangkalan Incirlik dan Kurecik.

Incirlik, yang berlokasi di selatan Turki, memainkan peranan penting dalam operasi militer yang dihelat oleh AS.

Baca juga: Erdogan Ancam Tutup Pangkalan Tempat Bom Nuklir AS Disimpan jika Disanksi

Selain misi di Timur Tengah dan Afghanistan, di stasiun tersebut, diyakini tersimpan sekitar 50 buah bom nuklir gravitasi B-61.

Sementara Kurecik merupakan rumah bagi stasiun radar Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) yang memperingatkan adanya rudal balistik.

Dalam pernyataannya, Erdogan mengancam punya otoritas untuk menutup dua pangkalan itu jika Washington memberikan tekanan.

Dia merujuk kepada resolusi Kongres AS yang berisi pengakuan bahwa tragedi yang menimpa Armenia di Perang Dunia I adalah genosida oleh Turki.

Selain itu, AS juga mempertimbangkan menjatuhkan sanksi jika Ankara tidak membatalkan pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia.

"Jika diperlukan, bersama dengan delegasi yang ada, kami akan menutup Incirlik. Tentu kami punya otoritas," klaimnya.

"Jika mereka sampai berani untuk menerapkan sanksi kepada kami, tentu kami akan memberikan respons balasan," tutur Erdogan.

Dilansir AFP Selasa (17/12/2019), Esper mengatakan dia akan segera berbicara dengan koleganya, Menteri Pertahanan Hulusi Akar.

Pembicaraan itu dimaksudkan untuk memahami apa yang mereka inginkan, dan mempertimbangkan seberapa serius ancaman itu.

"Saya pikir ini akan menjadi masalah Aliansi, komitmen mereka terhadap persekutuan, jika mereka memang benar-benar serius," paparnya.

Esper juga menekankan, dia begitu kecewa karena pemerintahan Erdogan memilih untuk menjauh dari NATO, dan mendekati Rusia.

Pekan lalu, Komite Hubungan Luar Negeri Senat merilis rancangan UU bipartisan yang akan menjatuhkan sanksi berat kepada Ankara.

Sanksi tersebut bakal dijatuhkan tak hanya karena S-400. Tapi juga serangan yang dilakukan Turki terhadap milisi Kurdi.

Erdogan membela keputusannya yang menyerang milisi Kurdi Suriah melalui Operation Peace Spring pada 9 Oktober lalu.

Mantan Perdana Menteri Turki itu beralasan, serangan itu bertujuan menciptakan "zona aman" sekaligis menjauhkan Kurdi yang dianggapnya teroris.

Baca juga: Jika Terjadi Konflik, Rudal China Bisa Merontokkan Pangkalan AS di Asia dalam Hitungan Jam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com