Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Ancam Tutup Pangkalan Tempat Bom Nuklir AS Disimpan jika Disanksi

Kompas.com - 16/12/2019, 14:43 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam, dia akan menutup pangkalan tempat bom nuklir AS disimpan.

Dia menyatakan, langkah itu bakal dilakukan jika Washington menjatuhkan ancaman di tengah ketegangan yang berlangsung di antara dua negara.

Dalam wawancara dengan televisi A Haber, Erdogan mengomentari pengesahan resolusi Kongres AS soal genosida Armenia.

Baca juga: AS Disebut Simpan 150 Bom Nuklir di Eropa

Di resolusi itu, AS mengakui bahwa Turki melakukan pembantaian terhadap etnis Armenia di Anatolia pada 1915 silam.

Resolusi itu menuai kemarahan Ankara, yang sejak awal membantah bahwa sengaja menggelar genosida itu di Perang Dunia I.

"Keputusan yang dibuat Senat AS soal apa yang disebut genosida Armenia tidak punya kekuatan hukum bagi kami," koarnya.

Dilansir Sky News Minggu (15/12/2019), presiden 65 tahun itu mengancam bakal menutup dua pangkalan yang dipakai AS sebagai markas.

Pangkalan itu adalah Incirlik dan Kurecik sebagai balasan jika Washington memutuskan untuk menjatuhkan sanksi bagi mereka.

Dikutip Deutsche Welle, Incirlik yang berlokasi di selatan Turki memainkan peranan besar dalam operasi militer AS.

Selain misi di Timur Tengah dan Afghanistan, di stasiun tersebut, diyakini tersimpan sekitar 50 buah bom nuklir gravitasi B-61.

Sementara Kurecik merupakan rumah bagi stasiun radar Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) yang memperingatkan adanya rudal balistik.

"Jika diperlukan, bersama dengan delegasi yang ada, kami akan menutup Incirlik. Tentu kami punya otoritas," klaimnya.

"Jika mereka sampai berani untuk menerapkan sanksi kepada kami, tentu kami akan memberikan respons balasan," tutur Erdogan.

Baca juga: Datang ke AS, Erdogan Mengaku Kembalikan Surat yang Ditulis Trump

Salah satu balasan yang dipertimbangkannya adalah meminta Parlemen Turki mengakui pembunuhan suku asli Amerika sebagai genosida.

Awal pekan lalu, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu juga menyiratkan bakal menutup dua pangkalan tersebut jika disanksi.

Erdogan menuding resolusi yang dirilis Kongres AS bermuatan politis, dan memperingatkan agar Washington tak melakukan langkah tak bertanggung jawab.

"Kami menyesalkan, polarisasi politik domestik AS merugikan kami. Ada sejumlah kelompok yang menggunakan kami untuk melemahkan Presiden (Donald) Trump," terangnya.

Dia juga membela keputusannya yang menyerang milisi Kurdi Suriah melalui Operation Peace Spring pada 9 Oktober lalu.

Mantan Perdana Menteri Turki itu beralasan, serangan itu bertujuan menciptakan "zona aman" sekaligis menjauhkan Kurdi yang dianggapnya teroris.

Baca juga: Erdogan Ancam Buka Eropa bagi Pengungsi jika Tak Dapat Dukungan Internasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com