ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam, dia akan menutup pangkalan tempat bom nuklir AS disimpan.
Dia menyatakan, langkah itu bakal dilakukan jika Washington menjatuhkan ancaman di tengah ketegangan yang berlangsung di antara dua negara.
Dalam wawancara dengan televisi A Haber, Erdogan mengomentari pengesahan resolusi Kongres AS soal genosida Armenia.
Baca juga: AS Disebut Simpan 150 Bom Nuklir di Eropa
Di resolusi itu, AS mengakui bahwa Turki melakukan pembantaian terhadap etnis Armenia di Anatolia pada 1915 silam.
Resolusi itu menuai kemarahan Ankara, yang sejak awal membantah bahwa sengaja menggelar genosida itu di Perang Dunia I.
"Keputusan yang dibuat Senat AS soal apa yang disebut genosida Armenia tidak punya kekuatan hukum bagi kami," koarnya.
Dilansir Sky News Minggu (15/12/2019), presiden 65 tahun itu mengancam bakal menutup dua pangkalan yang dipakai AS sebagai markas.
Pangkalan itu adalah Incirlik dan Kurecik sebagai balasan jika Washington memutuskan untuk menjatuhkan sanksi bagi mereka.
Dikutip Deutsche Welle, Incirlik yang berlokasi di selatan Turki memainkan peranan besar dalam operasi militer AS.
Selain misi di Timur Tengah dan Afghanistan, di stasiun tersebut, diyakini tersimpan sekitar 50 buah bom nuklir gravitasi B-61.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.