Gambia kemudian membalas dengan mengecam Suu Kyi karena hanya diam melihat tindakan pembantaian itu, dalam pidatonya.
"Madame, diamnya Anda justru berbicara lebih banyak dari pada ucapan Anda," kata pengacara Gambia, Philippe Sands.
Di sidang, Sands menuding bahwa Aung San Suu Kyi sama sekali tidak mengucapkan satu pun kalimat "pemerkosaan" selama pembelaannya.
Pengacara lain Paul Reichler menyindir perkataan Suu Kyi bahwa Tatmadaw (pasukan Myanmar) harus diizinkan menginvestigasi kasus mereka sendiri.
"Bagaimana bisa kami berharap mereka akan adil jika enam jenderal topnya sendiri dituduh melakukan genosida oleh tim penyelidik PBB?" tanyanya.
Tuduhan genosida itu dibarengi dugaan bayi yang dirampas dari tangan ibunya untuk ditenggelamkan, atau disiksa hingga tewas.
Reichler menambahkan, Suu Kyi sudah bersikap "rasis" dengan sama sekali tak menyebutkan kata "Rohingya" selama persidangan.
Menteri Kehakiman Gambia Abubacarr Tambadou mendesak IJC supaya menerapkan langkah darurat karena ada kehidupan yang dipertaruhkan.
Keputusan penerapan tindakan IJC itu bakal diambil bulan-bulan berikutnya. Sementara jika kasusnya diteruskan, bakal memakan waktu bertahun-tahun.
Baca juga: Bantu Pengungsi Rohingya, Dompet Dhuafa Gandeng Lembaga Non Profit Bangladesh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.