Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Uji Coba Rudal Balistik ke Samudra Pasifik

Kompas.com - 13/12/2019, 08:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengumumkan, mereka menguji coba rudal balistik jarak menengah di Samudra Pasifik.

Uji coba itu merupakan yang kedua dalam empat bulan terakhir, dan terjadi setelah Washington keluar dari perjanjian nuklir dengan Rusia Agustus lalu.

Dalam keterangannya, AU AS menuturkan mereka meluncurkan rudal balistik konvensional terkonfirgurasi dari Pangkalan Vandenberg, Los Angeles, pukul 08.30 waktu setempat.

Baca juga: Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik Saat AS Rayakan Thanksgiving

Purwarupa rudal yang diluncurkan dari darat itu meluncur sejauh lebih dari 500 km sebelum jatuh di Samudra Pasifik.

"Data yang diambil dari uji coba ini bakal memberi informasi Kementerian Pertahanan perkembangan kemampuan rudal jarak menengah di masa depan," ujar juru bicara Pentagon, Robert Carver.

Uji coba rudal balistik itu adalah yang kedua setelah AS keluar dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) Agustus lalu.

Dilansir AFP Kamis (12/12/2019), INF melarang adanya tes berbagai jenis rudal yang bisa menjangkau lebih dari 500 kilometer.

Kemudian pada 2 Oktober, AU AS juga menyatakan mereka menembakkan rudal balistik antar-benua Minuteman 3 yang tak dipersenjatai.

Ditembakkan dari Vandenberg, wahana itu bergerak sejauh 6.759 kilometer hingga Atol Kwajalein yang berada di barat Pasifik.

Uji coba itu juga terjadi setelah Korea Utara melakukan serangkaian uji coba rudal balistik dari jarak pendek hingga jauh.

Pyongyang menyiratkan bakal memberikan "hadiah Natal" tak menyenangkan kepada AS jika tak memberi konsesi atas sanksi yang mereka terima.

Ancaman itu membuat Duta Besar AS untuk PBB Kelly Craft menegaskan, Korea Utara bakal menanggung konsekuensinya.

"Uji coba rudal dan nuklir tak akan membawa keamanan bagi Republik Demokratik Rakyat Korea," ujar Craft, merujuk kepada nama resmi Korut.

Craft yakin, Pyongyang bisa meninggalkan segala kebijakan yang bersikap bermusuhan dan kemudian bekerja sama dengan Barat.

Tetapi, Craft menyiratkan adanya sanksi kepada Korut jika meneruskan ancamanya. "Kami, di Dewan Keamanan PBB, harus segera bertindak," katanya.

Baca juga: Diawasi Putin, Rusia Gelar Uji Coba 3 Sistem Rudal Balistik Antarbenua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com