Admiral Kuznetsov memimpin angkatan laut di lepas pantai Suriah, dan dilaporkan melakukan lebih dari 1.200 misi.
Kapal induk itu juga berlayar di perairan Libya pada Januari 2017, di mana Khalifa Haftar sempat singgah di dalamnya.
Baca juga: Menhan Rusia: Kita Tak Butuh Kapal Induk, Melainkan Senjata untuk Melawan Kapal Induk Musuh
Mantan Menteri Pertahanan Perancis Michael Fallon menyebut Admiral Kuznetsov sebagai "kapal yang memalukan" karena keterlibatan di konflik Suriah.
Kapal itu menderita sejumlah kerusakan selama misi, seperti jatuhnya jet tempur Sukhoi ke laut karena malfungsi saat mencoba mendarat.
Dikabarkan, perawatan satu-satunya kapal induk Rusia tersebut bakal menelan biaya hingga 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun).
Fokusnya tak hanya perbaikan. Tetapi juga fokus pada peningkatan sistem elektronik serta pembangkit listrik kapal.
Tahun lalu, sebuah crane jatuh dan membunuh seorang pekerja serta menyebabkan kerusakan, sehingga menimbulkan keraguan apakah kapal induk itu bisa selesai tepat waktu.
Baca juga: Sedang Uji Coba, Kapal Induk Baru Inggris Berharga Rp 53 Triliun Bocor
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan