Proses pemakzulan itu dimulai pada Juli lalu, ketika ada seorang pelapor yang mengungkapkan percakapan telepon Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Si pelapor menyatakan, Trump berusaha menekan Zelensky dengan memanfaatkan bantuan militer Ukraina senilai 400 juta dollar AS (Rp 5,6 triliun).
Dalam percakapan itu, Trump disebut meminta Zelensky supaya menyelidiki Joe Biden, calon rivalnya pada Pilpres AS 2020.
Selain itu, Trump juga disebut meminta Zelensky untuk menyatakan bahwa Ukraina, bukan Rusia, yang mengintervensi Pilpres AS 2016.
Dalam argumen Demokrat, presiden ke-45 AS dianggap bakal memberikan "ancaman" bagi keamanan nasional jika terus dibiarkan bertahan.
Baca juga: Ketua DPR AS: Pemakzulan Trump Jalan Terus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.