Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Azura Luna, WNI asal Kediri yang Disebut Lakukan Penipuan di Hong Kong

Kompas.com - 11/12/2019, 15:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - "Saya melihat perempuan yang sangat menakjubkan ini tengah berjalan".

Begitulah kalimat yang terlontar dari Jason, seorang pria asal New York, AS, berusia 46 tahun, ketika membuka ceritanya kepada SCMP.

Dilansir November lalu, dia membeberkan pengalamannya bertemu dengan Azura Luna ketika pergi ke Hong Kong untuk urusan bisnis pada 15 Oktober 2018.

Saat itu, dia bertemu dengan Azura di bar Hotel Four Seasons, Central, tempatnya menginap, setelah acara makan siangnya dengan kolega dibatalkan.

Pekerja teknologi ini kemudian mengingat bagaimana si perempuan menyapa staf bar, yang dibalas dengan serangkaian sanjungan.

Baca juga: Korban Penipuan Arisan Online hingga Rp 10 Miliar Diduga Tak Cuma di Makassar

Si wanita dibawa ke meja sebelah Jason, di mana mereka kemudian bertatap muka, dengan perempuan itu memberikan senyuman.

Pria yang baru saja berpisah dengan istrinya itu kemudian mencoba untuk berbasa-basi dengan menanyakan apa yang bisa direkomendasikannya.

"Dia menjawab 'saya di sini sepanjang hari. Ini tempat favorit saya. Apa Anda menunggu seseorang? Mari, duduk denganku dan kita berbincang'," ujar Jason.

Segeralah mereka berkenalan. Jason kemudian membeberkan namanya: Azura Luna Mangunhardjono, di mana Azura kemudian mengungkap ceritanya.

Dia membuka cerita dengan mengklaim tumbuh besar di sejumlah tempat seperti London, Paris, hingga Bali. Keduanya pun terus mengobrol sepanjang makan siang.

Baca juga: Polisi Tangkap 2 Pelaku Penipuan Berkedok Investasi Arisan Online

Kemudian keduanya bertukar nomor ponsel, di mana Azura mengatakan bahwa dia mempunyai 10 persen bagian di Four Seasons.

Keesokan harinya, Jason pergi Beijing, Seoul, Tokyo, dan selama sepekan terus mengirimkan pesan kepada Azura.

"Dia genit, mengirim foto dan mengatakan saya harus datang menemuinya di Hong Kong," kenang Jason. Jadi pun memesan penerbangan ke sana.

Singkat cerita, Azura Luna menraktir Jason di restoran China, dan mengundangnya ke apartemen yang berada di kawasan Mid-Levels.

Selama perbincangan mereka di apartemen, Azura mengaku ibunya adalah seorang jaksa yang dibayar untuk memenangkan mantan Presiden AS Bill Clinton.

Karena ayahnya sudah meninggal, dia bakal mewarisi harta senilai 30 juta dollar AS (Rp 421 miliar) dan kemungkinan yach atau real estate.

Baca juga: Studi: Indonesia Rentan Penipuan lewat Telepon dan SMS

Kemudian, dia juga mengaku sebagai putri raja dari Indonesia yang punya pendapatan 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar), dan bepergian menggunakan jet pribadi.

Pembicaraan mereka berlanjut dengan Azura membuka beberapa botol wine Perancis, di mana dia menyebut hadiah dari keluarganya yang masuk orang terkaya di Indonesia.

Kisah ini kemudian maju sebulan kemudian, di mana enam polisi dari Pos West Hollywood Los Angeles mengelilingi satu bungalow mewah di Beverly Hills Hotel.

Para polisi itu merespons warga LA bernama Sophia, di mana dia membayar 86.000 dollar AS (Rp 1,2 miliar) untuk membeli koleksi tas dari Azura selama setahun.

Tas berjenis Hermes itu dibeli karena Azura butuh uangnya demi meningkatkan dana di yayasan yang dimilikinya, kata Sophia.

Sophia kemudian memeriksakan tas yang dibelinya untuk dinilai. Hasilnya, dua toko menyebut barang yang dibelinya palsu.

Baca juga: Polisi Panggil Tersangka Kasus Penipuan yang Seret Stafsus Wapres

Azura Luna pun ditahan dan diborgol oleh polisi West Hollywood dengan tuduhan menjual barang palsu, kata Detektif Juan Bonilla.

Tidak sampai sehari, Azura pun dilepaskan dengan paspornya dikembalikan oleh dua pengacara dari firma hukum di Washington.

Azura membantah telah melakukan pemalsuan, dengan polisi juga menunggu proses otentifikasi dari pakar Hermes.

"Segera setelah Hermes memberi konfirmasi, saya akan mengisi laporan kasus, dan menerbitkan surat perintah penahanan," janji Bonilla.

Pada 21 November tahun ini, Sophia mengirim pesan di WhatsApp. "Hermes berkata semua tas itu palsu!" Tapi tak pernah dikonfirmasi oleh Hermes.

Setelah dilepaskan, Azura Luna terus bertukar pesan kepada Jason yang segera menemukan insiden tersebut, di mana dibantah yang bersangkutan.

Kemudian pada awal 2019, Jason yang penasaran mulai mencari tahu segala klaim yang dibeberkan Azura. "Di sinilah segalanya jadi membingungkan," tuturnya.

Baca juga: Penipuan Properti Syariah, YLKI: Cabut Izin Usaha Pengembangnya

Cerita demi cerita tentang Azura pun mulai berseliweran. Tidak hanya menimpa kaum pria, namun juga para perempuan.

Salah satunya adalah Diane, yang berkenalan dengan Azura pada 2003 silam melalui mantan suaminya, pengusaha hotel Brad Kirk.

Dia mendeskripsikan Azura sebagai "perempuan yang mampu berpakaian bagus, namun tak ada yang menarik tentangnya".

Selama pertemanannya, Dia menceritakan bagaimana Azura sering kali meminjam lukisan miliknya, namun tak pernah kembali.

Kemudian setiap kali makan di restoran, Azura tidak pernah mau membayar karena beralasan kartu kreditnya ketinggalan di rumah.

"Namun segala keburukannya sirna jika bertemu dengannya. Dia sangat menawan dan memesona. Jika tidak, bagaimana dia bisa mendapatkan keinginannya?" kata Diane.

Kemudian Robert, mantan kekasihnya yang tinggal di LA mengisahkan bagaimana Azura bisa selalu membuatnya nyaman.

Pria 59 tahun itu menjabarkan sosok Azura Luna sebagai perempuan yang pandai bertutur kata dan menceritakan kisah luar biasa.

Baca juga: 11 Warga Lampung Jadi Korban Penipuan Perumahan Syariah PT ARM Citra Mulia

Seperti dalam suatu waktu, Azura bercerita bagaimana dia adalah orang yang sangat berbakat menurut beberapa tes IQ.

"Kemudian dia masih berkomunikasi dengan teman di Harvard dan Universitas Brown. Saya selalu berpikir 'ini omong kosong'. Tapi dia pandai memainkan perannya," jelas Robert.

Adapun Diane dan Robert berkenalan tatkala bepergian ke Hong Kong pada 2017 untuk menemui Azura yang memintanya kembali.

Begitu mereka berpisah, pada akhir 2018 Robert menghubungi Diane dan menceritakan hubungannya yang kandas dengan Azura.

Diane terkejut ketika mengetahui tak hanya mereka berpisah, namun juga Robert ternyata memberikan uang hingga 150.000 dollar AS (Rp 2,1 miliar).

Robert pun bertanya jika ada pria lain yang bernasib sama dengannya, dengan di kemudian hari, dia menemukan fakta yang tak enak.

Baik Robert dan Diane kemudian melongokkan pandangannya kepada sebuah situs yang bernama The Ripoff Report.

Baca juga: Staf Khususnya Dilaporkan dalam Kasus Penipuan, Ini Kata Wapres

Situs itu berisi kesaksian dari berbagai orang yang mengaku mengenal Azura, dan berasal dari LA, Paris, New York, hingga Hong Kong.

Situs tersebut berisi cerita mereka yang marah, sedih, dan kecewa karena jadi korban penipuan Azura yang jika ditotal, jumlahnya setengah juta dollar.

Salah satu netizen kemudian memaparkan fakta lain. Nama aslinya bukanlah Azura Luna Mangunhardjono seperti yang diketahui khalayak.

Nama aslinya adalah Enjang Widhi Palupi, seorang WNI asal Kediri, Jawa Timur, yang lahir pada 27 Oktober 1978.

Begitu juga dengan berbagai pengakuan bahwa dia berkuliah di Brown hingga MIT, semua juru bicara mengaku tidak ada nama Azura dalam pusat data mereka.

Berbagai kisah itu pun membuat Azura menjadi incaran banyak orang karena melakukan penipuan, baik tak membayar sewa atau menjual benda palsu.

Seperti Wellfine Properties, mantan pemilik apartemen tempat Azura, yang mengklaim dia berutang 460.000 dollar Hong Kong (Rp 825 juta).

Kemudian seorang asisten rumah tangga yang bekerja selama delapan tahun mengaku menunggak gaji hingga 76.000 dollar Hong Kong (Rp 136,4 juta).

Baca juga: Penipuan Bermodus Penjualan Rumah Syariah, Kerugian Capai Rp 23 Miliar

Terdapat beberapa orang yang melaporkan Azura ke polisi Hong Kong karena penipuan, di mana otoritas saat ini tengah mengusutnya.

Meski banyak bukti menyebutnya penipu, Azura dalam wawancara melalui panggilan video dengan SCMP Agustus lalu mengaku tak bersalah.

Dia mengaku tidak berutang apa pun. "Mungkin kepada pemilik apartemen," akunya. Tapi dia mengklaim sudah menulis cek.

Dia kemudian menceritakan bahwa orangtuanya adalah pekerja kemanusiaan, dan tewas di Timor Leste (dulu Timor Timur) karena melindunginya dari peluru.

Azura Luna mengaku ayahnya adalah keturunan Tionghoa-Belanda-Indonesia, sementara ibunya dari Gujarat, India.

Dia mengungkapkan keduanya bertemu di Madrid ketika ibu Azura bekerja di Museum Prado, sementara ayahnya belajar di Jerman.

Dia berkata bahwa dia lahir di Jerman, dan mengaku selama di Indonesia, dia hanya tinggal di Bali sebelum bertemu Brad.

Dia membantah memperkenalkan dirinya sebagai seorang putri raja, dan selalu menyatakan dirinya dari keluarga biasa saja.

Pakar hipnoterapi klinis, psikoterapi, dan konselor yang berbasis di Hong Kong, Georgina Delamain, memberikan pandangannya.

Menurutnya, perilaku Azura yang membuatnya jadi buruan banyak orang terjadi karena didorong hasrat untuk dikagumi dan dihargai oleh orang lain.

"Di balik itu semua, biasanya mereka mempunyai perasaan yang mampu beradaptasi sesuai dengan keinginan korbannya," pungkasnya.

Baca juga: Stafsus Wapres Jadi Terlapor Kasus Penipuan, Penyidikan Tetap Berjalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com