Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Peringatan 6 Bulan Demo, Ratusan Ribu Orang Padati Jalanan Hong Kong

Kompas.com - 09/12/2019, 10:51 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com — Ratusan ribu orang memadati jalanan Hong Kong yang terjadi menjelang enam bulan demo yang mereka lakukan.

Lautan demonstran, mayoritas mengenakan pakaian hitam, memadati jalanan utama Victoria Park sebelum menuju kawasan bisnis pusat kota.

"Polisi busuk adalah pembunuh, pemerkosa, dan gangster!" adalah teriakan atau slogan yang dibawa oleh peserta demo.

Baca juga: AS Dianggap Ikut Campur atas Hong Kong dan Xinjiang, Ini Rencana Balasan China

Untuk kali pertama sejak Agustus, aksi yang terjadi pada Minggu (8/12/2019) itu tidak dihentikan oleh polisi Hong Kong.

Panitia penyelenggara menyatakan, setidaknya 800.000 orang ikut dalam aksi damai. Sementara polisi mengklaim jumlahnya 183.000 orang.

Aksi ini terjadi menjelang enam bulan sejak massa pro-demokrasi menolak rancangan UU Ekstradisi yang diusulkan pemerintah.

"Saya akan berjuang demi kebebasan hingga saya mati," ujar seorang pendemo bernama June, ibu 40 tahun, di Victoria Park, dikutip BBC.

Jimmy Sham, panitia dari Front HAM Sipil, mengatakan, aksi itu merupakan bentuk pengingat kepada Kepala Eksekutif Carrie Lam.

"Kami meminta kepadanya supaya mempertimbangkan dengan serius permintaan kami agar ada komisi independen," ujar Sham, dilansir Al Jazeera.

Kelompok Front HAM Sipil menuturkan, ini adalah kesempatan terakhir bagi Pemerintah Hong Kong untuk mendengarkan tuntutan mereka.

Di antaranya adalah penyelidikan atas kebrutalan polisi, amnesti bagi mereka yang ditahan, serta menggelar pemilu secara bebas.

Di pengujung aksi damai, ratusan ribu orang kemudian mengambil ponsel mereka, dan menyalakan lampu sembari menyanyikan slogan anti-pemerintah.

Setidaknya 11 orang ditahan jelang aksi, dan aparat berujar bahwa mereka menemukan pistol Glock, 105 peluru, pisau, dan kembang api.

Ini adalah kali pertama polisi mengungkap adanya senjata api yang ditemukan di demonstran selama enam bulan demonstrasi.

Baca juga: Menulis tentang Demonstrasi Hong Kong, WNI Dideportasi

Dalam pernyataan Sabtu (7/12/2019), pemerintah menyerukan agar massa tetap tenang, dan berujar bahwa mereka akan mendengarkan permintaan rakyat.

Di akhir keterangannya, pemerintah menegaskan mereka bakal terus mencari solusi mengatasi krisis Hong Kong lewat dialog.

Aksi protes dimulai pada Juni, ketika jutaan orang diklaim turun ke jalan pasca-pemerintahan Lam memperkenalkan UU Ekstradisi.

Kalangan oposisi ataupun publik khawatir UU itu bakal semakin memperkuat pengaruh China di salah satu pusat finansial dunia itu.

Sejak saat itu, aksi protes terus dikumandangkan, dan sering kali terjadi bentrok antara polisi dengan pendemo.

Pada Oktober, Lam mengumumkan bahwa UU Ekstradisi tersebut bakal dicabut, tetapi aksi protes tetap dilakukan.

Total, lebih dari 6.000 orang ditahan dengan publik menuduh polisi menggunakan kekerasan untuk menangkap mereka.

Hal itu termasuk beberapa kali muncul rekaman di media sosial penegak hukum menembak demonstran menggunakan peluru tajam.

Baca juga: WNI yang Menulis soal Demonstrasi Hong Kong Dideportasi, Ini Kata Wamenlu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com