Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Pelaku Penembakan Pangkalan AL Pensacola Sebut AS "Negara Iblis"

Kompas.com - 07/12/2019, 11:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,AFP

MIAMI, KOMPAS.com - Pelaku penembakan pangkalan AL di Pensacola yang merupakan tentara Arab Saudi diketahui menyebut AS sebagai "negara Iblis".

Kabar itu keluar dari Grup Intelijen SITE, organisasi yang secara khusus memantau kelompok ekstremis keagamaan.

Dalam keterangan SITE, pelaku diidentifikasi bernama Mohammed al-Shamrani, dan merupakan tentara Arab Saudi di angkatan udara.

Baca juga: 3 Tewas dalam Penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola, Pelaku Diduga Tentara Arab Saudi

Dilansir AFP Sabtu (7/12/2019), Shamrani sempat mengunggah pesan pendek sebelum melakukan penembakan di pangkalan AL Pensacola.

"Saya menentang kejahatan, dan AS sudah menjadi negara Iblis seutuhnya," ujar Shamrani dalam manifesto di Twitter.

Dia mengatakan, dia tidak membenci AS karena negaranya atau karena praktik kebebasan yang mereka jalankan.

"Saya membenci kalian karena setiap hari, kalian mendukung, mendanai, dan menyokong kejahatan tak hanya terhadap Muslim, tapi juga kemanusiaan," ungkap SITE.

Juru bicara Pentagon dikutip CNN menerangkan, Shamrani diketahui baru mengikuti pelatihan di Pensacola pada Agustus 2017.

Dalam pelatihan yang berakhir pada Agustus 2020 itu, Shamrani mempelajari aviasi dasar, pelatihan pilot dan bahasa Inggris.

Shamrani disebut berpangkat Letnan Dua di Angkatan Udara Arab Saudi, ujar Menteri Pertahanan AS Mark Esper Jumat (6/12/2019).

Shamrani menembaki kelas di Pensacola pada Jumat pagi waktu setempat, dengan tiga orang dilaporkan tewas dan delapan lainnya terluka.

Otoritas menuturkan, mereka mempertimbangkan apakah ada unsur terorisme dalam serangan itu, namun semuanya harus dibuktikan dalam penyelidikan.

Komandan Pensacola Timothy Kinsella mengatakan, dia tidak tahu bagaimana Shamrani bisa mendapatkan senjatanya.

Sebab merujuk kepada pernyataannya, hanya perwira dengan izin khusus yang diperbolehkan membawa senjata dalam pangkalan.

Baca juga: Tentara Arab Saudi Diduga Jadi Pelaku Penembakan Pangkalan AL AS Pensacola, Raja Salman Bereaksi

Presiden Donald Trump menyatakan, dia sudah mendapat telepon dari Raja Salman yang menyampaikan dukacita bagi keluarga korban.

"Raja menegaskan bahwa rakyat Arab Saudi sangat marah dengan aksi barbar ini, dan menuturkan tindakannya tak mewakili rakyat Saudi," ucap Trump.

Sementara Gubernur Florida Ron DeSantis menyatakan, ada banyak pertanyaan yang harus segera dijawab pemerintah Arab Saudi.

"Seperti fakta pelaku penembakan adalah anggota AU Saudi, dan di sini berlatih di negara kami," terang DeSantis.

Penembakan di Pensacola merupakan insiden kedua yang terjadi fasilitas militer milik AS dalam satu pekan terakhir.

Insiden itu terjadi dua hari setelah seorang pelaut AS membunuh dua orang dan melukai seorang lainnya di Pangkalan Pearl Harbor, Hawaii.

Meski insiden tembakan terbilang umum, serangan yang terjadi di fasilitas militer AS disebut jarang terjadi.

Pada Juli 2015, Mohammad Youssuf Abdulazeez merangsek ke dua instalasi militer di Tennessee, dan membunuh lima orang.

Rinciannya adalah empat anggota Marinir dan satu pelaut. FBI menyimpulkan Abdulazeez melakukannya karena terinspirasi "teroris asing".

Dua tahun sebelumnya, Aaron Alexis membunuh 12 orang dan melukai delapan lainnya di Washington Navy Yard sebelum ditembak mati.

Sementara pada 2009, Mayor Nidal Hasan, seorang psikiater Angkatan Darat, membunuh 13 orang di Fort Hood dan melukai 30 lainnya.

Saat itu, dia dianggap sebagai lone wolf, dan diyakini menyatakan dukungannya bagi Al-Qaeda.

Baca juga: Inilah Identitas Tentara Arab Saudi yang Jadi Pelaku Penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com