Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2019, 06:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Raja Salman dari Arab Saudi dilaporkan menelepon Presiden AS Donald Trump buntut penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola yang tewaskan tiga orang.

Trump menyatakan, sang raja menyampaikan dukacita dan rasa simpati mendalam bagi keluarga dan teman dari korban tewas.

"Raja Salman memberi tahu saya orang ini tidak mewakili perasaan rakyat Arab Saudi yang mencintai AS," ujarnya dikutip BBC Jumat (6/12/2019).

Baca juga: 3 Tewas dalam Penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola, Pelaku adalah Tentara Arab Saudi

Pernyataan itu diperkuat keterangan pejabat Saudi bahwa raja mengungkapkan "kesedihan yang mendalam", dilaporkan AFP.

"Beliau menegaskan bahwa pelaku dari kejahatan keji ini tidak mewakili perasaan rakyat Saudi," terang si pejabat kepada SPA.

Raja Salman menjamin bahwa kerajaan bakal memberikan dukungan penuh kepada AS, dengan memerintahkan dinas keamanannya untuk bekerja sama.

Dalam pemberitaan SPA, badan keamanan AS dan Saudi bakal mengungkap apa motif di balik penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola.

Insiden itu dilaporkan terjadi di salah satu ruang kelas, di mana otoritas mengungkapkan, delapan orang juga terluka.

"Berjalan di TKP seperti berada dalam film," terang Sheriff Escambia County David Morgan, dalam penembakan yang terjadi pukul 06.51 waktu setempat.

BBC memberitakan, pelaku diidentifikasi bernama Mohammed Saeed Alshamrani, dan diduga merupakan tentara di Angkatan Udara Saudi.

Dia disebut berpartisipasi dalam program pelatihan di Pensacola, dan ditembak mati oleh otoritas keamanan.

Arab Saudi merupakan salah satu sekutu utama AS di Timur Tengah, karena pertimbangan keamanan maupun minyaknya.

Meski insiden tembakan terbilang umum, serangan yang terjadi di fasilitas militer AS disebut jarang terjadi.

Pada Juli 2015, Mohammad Youssuf Abdulazeez merangsek ke dua instalasi militer di Tennessee, dan membunuh lima orang.

Rinciannya adalah empat anggota Marinir dan satu pelaut. FBI menyimpulkan Abdulazeez melakukannya karena terinspirasi "teroris asing".

Dua tahun sebelumnya, Aaron Alexis membunuh 12 orang dan melukai delapan lainnya di Washington Navy Yard sebelum ditembak mati.

Sementara pada 2009, Mayor Nidal Hasan, seorang psikiater Angkatan Darat, membunuh 13 orang di Fort Hood dan melukai 30 lainnya.

Saat itu, dia dianggap sebagai lone wolf, dan diyakini menyatakan dukungannya bagi Al-Qaeda.

Baca juga: Penembakan di Pangkalan Pearl Harbor, 3 Orang Tewas Termasuk Pelaku

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com