Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Calon Unggulan, Senator Kamala Harris Mundur dari Pertarungan Pilpres AS 2020

Kompas.com - 04/12/2019, 19:38 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BALTIMORE, KOMPAS.com – Senator California, Kamala Harris, membuat keputusan mengejutkan dengan mengumumkan mundur dari pertarungan capres Partai Demokrat menyongsong Pilpres AS 2020.

"Kampanye saya tak mempunyai dana cukup untuk melanjutkan pencapresan," jelas Harris dalam keterangan resminya dilansir The New York Times Selasa (3/12/2019).

Calon Unggulan yang Meredup

Keputusan Kamala Harris mundur dari Pilpres AS 2020 terbilang tak terduga. Enam bulan lalu, dia diperhitungkan sebagai calon kuat menantang Presiden Donald Trump.

Baca juga: Taipan Media Michael Bloomberg Deklarasi Maju Pilpres AS 2020

Apalagi, dia sempat tampil mengesankan ketika beradu argumen dengan mantan Wakil Presiden Joe Biden, dan melambungkan elektabilitasnya.

Karena itu, politisi 55 tahun tersebut diyakini mempunyai kans besar menjadi presiden perempuan pertama AS.

Namun, seiring berjalannya masa kampanye yang menyisakan 61 hari menuju kaukus Iowa, sinar Harris meredup. Menurut survei Real Clear Politics, dukungannya hanya 3,4 persen.

Dia bahkan terpeleset dari capres lain, seperti Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, yang secara pengalaman politik jauh lebih minim darinya.

Belum lagi jika keputusan taipan media sekaligus eks Wali Kota New York Michael Bloomberg yang mendeklarasikan diri pada pekan lalu.

Baca juga: Melesat di Survei Iowa, Wali Kota Gay Ini Jadi Kuda Hitam Pilpres AS

Kampanye yang Salah Strategi dan Kacau

Sikap politik Harris yang acap berubah dan inkonsisten jadi salah satu alasan merosotnya dukungan terhadapnya. Dia kesulitan memosisikan diri antara blok progresif dan moderat.

Misalnya, dia sempat mendukung kebijakan kesehatan Medicare for All. Tapi, Harris tiba-tiba menarik dukungan tanpa menyampaikan apa alternatifnya.

Faktor lain adalah strategi kampanye yang terlalu optimis dengan fokus di Negara Bagian South Carolina. Strategi itu malah terbukti gagal.

Dia hanya mengandalkan latar belakangnya sebagai capres perempuan berkulit hitam, dan memasang strategi memenangkan South Carolina yang mayoritas pemilihnya kulit hitam.

Kemudian, dia berharap bisa meraih kemenangan di kaukus berikutnya di California, dan negara bagian selatan yang didominasi pemilih Afro-Amerika.

Baca juga: Teman Dekat Mantan Presiden Barack Obama Ramaikan Pertarungan Pilpres AS 2020

Karena itu, dia memutuskan melewati negara bagian awal seperti Iowa dan New Hampshire. Tapi, rencana tersebut gagal total.

Sebabnya, dukungan terhadap mantan Jaksa Agung California di South Carolina masih berada di angka satu digit.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com