Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Trump, Presiden Perancis, dan Erdogan Perang Komentar Jelang Pertemuan NATO

Kompas.com - 04/12/2019, 08:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saling perang komentar jelang pertemuan NATO.

Saling balas pernyataan itu terjadi sebelum peringatan 70 tahun di London, Inggris, mengancam upaya mereka dalam menghadapi China dan Rusia.

Semua berawal ketika Macron menyatakan bahwa NATO mengalami "mati otak", dan mengomentari serangan Turki atas milisi Kurdi Suriah.

Baca juga: Erdogan Sebut Presiden Perancis Mati Otak Buntut Komentar soal NATO

Ucapan Macron direspons Erdogan dengan menyatakan, Presiden Perancis 41 tahun itu mengalami "mati otak" dan menyebutnya hanya ingin pamer.

Trump yang kemudian sampai di London juga memberikan kritik kepada Macron. Dia mengatakan ucapan Macron sangat menghina.

"Tidak ada yang membutuhkan NATO lebih dari Perancis. Ucapan itu sangat berbahaya untuk dilontarkan," kritik Trump.

Presiden 73 tahun itu mengubah nada bicaranya jadi lebih lembut dalam konferensi pers bersama Macron, dilansir AFP Selasa (3/12/2019).

Namun, Macron tetap kukuh dengan pernyataanya yang terucap pada awal November, dan menuding Ankara bekerja sama dengan ekstremis di Suriah.

"Musuh bersama hari ini adalah kelompok teroris. Dengan sangat menyesal, saya menyatakan kami tak punya definisi yang sama soal ini," tegasnya.

Dia menekankan bahwa Turki bekerja sama dengan "jaringan ISIS" ketika menyerang milisi Kurdi di kawasan utara Suriah.

Macron kemudian bertemu dengan Erdogan dan Kanselir Jerman Angela Merkel, serta Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Baca juga: Erdogan Hina Presiden Perancis Mati Otak, Duta Besar Turki Bakal Dipanggil

Meski Merkel menyebut ada optimisme usai pertemuan, Macron berkata tidak semua klarifikasi diberikan, dan ambiguitas masih belum selesai sepenuhnya.

Menurut Macron, masih ada kesepakatan yang belum diambil. "Tapi, kami harus menatap maju," terang presiden yang berkuasa sejak 2017 itu.

Perang komentar ini terjadi setelah Erdogan juga mengancam bakal menangguhkan upaya NATO dalam melindungi negara Balkan.

Rencananya, NATO bakal meningkatkan pertahanan Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania dalam menghadapi serangan Rusia.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com