Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Jurnalis Daphne Caruana Galizia yang Tewas Diledakkan, PM Malta Berniat Mundur

Kompas.com - 02/12/2019, 20:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

VALETTA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malta, Joseph Muscat, mengumumkan dia bakal mundur buntut tekanan atas kasus jurnalis Daphne Caruana Galizia.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi Minggu (1/12/2019), Muscat menyatakan dia bakal mundur sebagai Pemimpin Partai Buruh pada 12 Januari 2020.

"Saya bakal mundur setelahnya sebagai PM Malta," terang Muscat yang berkuasa di negara kawasan selatan Eropa sejak 2013 itu.

Baca juga: Bom Pembunuh Jurnalis Pengkritik Pemerintah Malta Diaktifkan Lewat SMS

Dalam keterangannya, dia tidak menghubungkan kasus kematian jurnalis Daphne Caruana Galizia yang tewas diledakkan pada 2017.

Dalam pidato awal, Muscat mengatakan dia memutuskan mengundurkan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.

"Dua tahun lalu, saya menjanjikan keadilan bakal hadir dalam pembunuhan Daphne. Sekarang, saya menyatakan saya akan memenuhinya," katanya.

Dilansir Al Jazeera, pengumuman Muscat terjadi beberapa jam setelah ribuan publik Malta berkumpul di luar pengadilan Valetta.

Mereka meminta sang PM untuk mundur setelah seorang pengusaha yang diduga berhubungan dengan pemerintah ditangkap Sabtu (30/11/2019).

Yorgen Fenech dibawa ke pengadilan Valetta dan didakwa terlibat dalam pembunuhan, dengan dia mengaku tak bersalah.

Pria 38 tahun itu diseret ke hadapan hakim setelah pemerintah berubah pikiran atas permintaannya mendapatkan imunitas.

Kekebalan itu dia inginkan sebagai ganti informasi mengenai plot pembunuhan dan dugaan korupsi yang menyelimuti sejumlah pejabatnya.

Di antaranya mantan Kepala Staf Keith Schembri dan eks Menteri Pariwisata Konrad Mizzi, dan petinggi Malta lainnya.

Schembri dan Mizzi memutuskan mundur pekan lalu, dengan Schembri sempat diinterogasi sebelum dilepaskan tanpa tuduhan.

Baca juga: Malta Tetapkan 3 Orang sebagai Pelaku Pembunuhan Jurnalis Pengkritik Pemerintah

Muscat melanjutkan, sejak kasus kematian Daphne Caruana Galizia menyeruak ke publik, dia memikul tanggung jawab dalam pengembangan penyelidikannya.

"Sejumlah keputusan bagus untuk dibuat. Sementara kebijakan yang lain harusnya dibuat sebelumnya," terang Muscat.

Daphne Caruana Galizia tewas setelah mobilnya diledakkan pada Oktober 2017 di dekat kediamannya di kota Bidnija.

Ledakan tersebut begitu dahsyat hingga menghancurkan mobil Daphne hingga menjadi kepingan-kepingan kecil serta melontarkan tubuh sang jurnalis hingga ke sebuah lahan kosong tak jauh dari lokasi ledakan.

Sebelum tewas, Daphne dikenal sebagai jurnalis yang kerap mengkritik dugaan korupsi yang dilakukan orang dekat Muscat.

Baca juga: Polisi Malta Tangkap 10 Terduga Pelaku Pembunuhan Jurnalis Pengkritik Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com