Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Tahun di Eropa, Potongan Kayu Palungan Yesus Dikembalikan ke Betlehem

Kompas.com - 30/11/2019, 17:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

ROMA, KOMPAS.com - Potongan kayu yang diyakini berasal dari palungan Yesus dilaporkan dikembalikan ke Betlehem, lebih dari 1.000 setelah disimpan di Eropa.

Paus Fransiskus memerintahkan pengembalian relik seukuran jempol dari Basilika Santa Maria Maggiore di Roma sebagai hadiah.

Diberitakan BBC Sabtu (30/11/2019), potongan kayu dari palungan Yesus itu dilaporkan sudah berada di Eropa sejak abad ketujuh.

Baca juga: Temukan Lukisan Sengsara Yesus di Dapur Seharga Rp 373 Miliar, Wanita di Perancis Jadi Jutawan

Nantinya, relik itu bakal ditempatkan di Yerusalem sebelum diterbangkan ke Betlehem, bertepatan dengan dimulainya selebrasi Natal.

Pejabat setempat mengatakan, benda itu bakal disimpan di Gereja Fransiskan St Catherine, sebelah Gereja Kelahiran, diyakini tempat Yesus dilahirkan.

Seberapa Penting Relik Itu?

Kalangan Kristiani meyakini, potongan kayu itu berasal dari palungan tempat Yesus Kristus dibaringkan setelah dilahirkan.

Custodia Terrae Sanctae (Penjaga Situs Katolik di Tanah Suci) berujar, benda itu diberikan Pemimpin Yerusalem, St Sophronius, menghadiahkannya kepada Paus Theodorus I pada abad ke-7.

Sejak saat itu, selama sekitar 1.300 tahun, benda itu disimpan di Basilika Santa Maria Maggiore yang berlokasi di Roma, Italia.

Setiap hari, para peziarah dari seluruh dunia datang ke basilika tersebut dengan maksud melihat potongan kayu itu.

Meski sebagian besar fragmen itu berada di Roma, pengembalian sebagian kecil disikapi dengan antusias Kristiani di kawasan itu.

Salah satunya adalah Louisa Fleckenstein, pemandu bagi setiap peziarah yang berkunjung ke Tanah Suci Yerusalem, kepada AP.

"Hati saya berdegup kencang. Saya menangis bahagia karena kabar ini, dan berterima kasih kepada Paus karena kebaikan yang beliau berikan kepada Betlehem," katanya.

Baca juga: Kasus Keluarga Belanda Bersembunyi Menunggu Hari Kiamat, Pria Austria yang Ditahan Mengklaim Lebih Hebat dari Yesus

Mengapa Sekarang?

Vatikan menjelaskan, keputusan pengembalian kayu dari palungan Yesus itu merupakan perintah dari Paus Fransiskus sendiri.

Kepada WAFA, Wali Kota Betlehem Anton Salman berkata, relik itu dikembalikan atas permintaan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang berkunjung ke Vatikan.

Penganut Kristen hanyalah satu persen dari keseluruhan populasi orang Palestina di Tepi Barat, Gaza, maupun Yerusalem Timur.

Tetapi, Betlehem merupakan destinasi favorit bagi penganut Kristiani untuk berziarah, terutama saat Natal.

"Merayakan Natal dengan kedatangan bagian Palungan Yesus adalah momen luar biasa," jelas Amira Hanania, anggota Komite Tinggi Urusan Gereja Palestina.

Baca juga: Berisi Air Suci, Sepatu Yesus Ini Ludes dalam Hitungan Menit Meski Harganya Rp 42 Juta

Apakah Ini Tidak Biasa?

Dr Yisca Harani, pakar Kristen dari Israel menyebut, pengembalian potongan relik itu adalah bentuk "pembalikan sejarah".

Selama ribuan tahun, Harani menuturkan Roma begitu sibuk untuk mengumpulkan relik dari Timur untuk memperkuat status sebagai alternatif Yerusalem.

"Kini, Roma sudah cukup kuat sehingga mereka bisa mengembalikan relik-relik itu kepada Yerusalem dan Betlehem," jelas Hanania kepada Haaretz.

Ini bukan kali pertama Paus Fransiskus mengembalkan benda bersejarah lain. Awal 2019 ini, dia mengembalikan potongan tulang Santo Petrus kepada Gereja Ortodox Timur.

Paus asal Argentina itu kemudian mengungkapkan kebijakan itu dia lakukan demi mempererat hubungan Gereja Ortodox dan Katolik.

Baca juga: Dari Yesus hingga Homoseksual, Inilah Kutipan Terkenal Mugabe

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com