Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ravi Kumar Si Ateis: Berjuang agar Diakui Tak Bertuhan di India

Kompas.com - 29/11/2019, 16:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Ravi Kumar menjadi perbincangan di India setelah berjuang mendapat pengakuan bahwa dia tak bertuhan.

Tinggal di pedesaan Tohana, dia membuka percakapan bahwa dia tidak percaya dengan Tuhan ketika berumur enam atau tujuh tahun.

Dia mengungkapkan semua terjadi ketika setiap perayaan Diwali, ayahnya membeli tiket lotre dan berdoa kepada Dewi Lakshmi.

Baca juga: Bocah Tanyakan Nasib Mendiang Ayahnya yang Ateis ke Paus Fransiskus

"Tapi dia tak pernah menang," ujar Ravi Kumar yang menato dua lengannya dengan kalimat "Ateis", dilansir BBC, Kamis (28/11/2019).

Kemudian pada suatu hari, dia dihajar oleh empat anak. "Saya berdoa kepada Dewa Krishna, tapi dia tak menyelamatkan saya," katanya.

Karena itu, dia memutuskan untuk mengajukan sertifikat yang menyatakan dia "tidak mempunyai kasta, tak beragama, dan tak bertuhan".

Kepada BBC's Geeta Pandey, dia menunjukkan dokumen yang dikeluarkan pada 29 April, dan ditandatangani petugas Tohana.

Namun sayangnya, otoritas menyatakan bahwa mereka sudah "kebablasan dalam wewenang mereka", dan meminta Kumar mengembalikannya.

Pria 33 tahun itu menolak dan memutuskan untuk mengajukan banding di Pengadilan Tinggi Negara Bagian Punjab dan Haryana.

Pada September lalu, pengadilan tinggi menolak bandingnya. Sesuai Artikel 25 Konstitusi India, dia dijamin boleh menjadi ateis.

Akan tetapi, tidak ada persyaratan legal baginya untuk mendapatkan dokumen bahwa dia diakui tidak mempunyai Tuhan.

Dia tidak menyerah. Dia memutuskan untuk mengajukan kasasi, dan menulis surat kepada Presiden India untuk meminta bantuan.

"Pengadilan tinggi menyatakan saya tidak membutuhkan dokumen resmi untuk menegaskan status saya. Namun, nyatanya harus," katanya.

Dia mengatakan, pemerintah bisa menerbitkan sertifikat untuk menegaskan status seseorang, baik di kasta maupun agama.

Baca juga: Mesir Godok Undang-undang Anti-ateis

"Jadi, saya seharusnya juga berhak mendapat sertifikat bahwa saya ateis. Saya warga negara," keluh Ravi Kumar.

Perjuangannya mendapatkan sertifikat itu dimulai ketika dia mengajukan permohonan kepada pengadilan lokal pada September 2017.

Dalam permohonannya, Kumar meminta supaya dia bisa menambahkan "Atheist" di belakang namanya, dan permintaannya dikabulkan tiga bulan berselang.

Dalam putusan bertanggal 2 Januari 2018, hakim pengadilan sipil mengizinkan dia menggunakan nama Ravi Kumar Atheist.

Dia menggunakan putusan itu untuk mengubah namanya di ijazah sekolah, sertifikat kelahiran, hingga kartu bank.

Setelah itu, dia mendekati pemerintah setempat dan mengajukan dokumen yang menyatakan "dia tak berkasta, tak beragama, dan tak bertuhan".

Dia pun mendapatkan itu hingga kisahnya viral, dan otoritas yang merasa telah menyalahgunakan wewenang mereka mendekati Kumar.

Mereka meminta Kumar mengembalikan dokumen tersebut. Sebab, dalam pandangan mereka, bukan hak mereka menentukan apakah Tuhan ada atau tidak.

Mereka meminta Kumar mengembalikan sertifikat itu, dan berjanji bakal memberikan dokumen bahwa dia tanpa kasta dan ateis, tetapi dia menolaknya.

Baca juga: Benarkah Orang Kidal Cenderung Ateis?

Berdasarkan data sensus yang ada, terdapat 33.000 orang India yang menganggap mereka ateis, dari total populasi 1,3 miliar.

Kebanyakan memilih menyembunyikan keyakinan mereka. Sebab, jika berani mengucapkannya terang-terangan, mereka bisa mendapatkan bahaya.

Dalam salah satu kasus ekstrem yang terjadi pada 2017, seorang ateis yang vokal dilaporkan tewas dibunuh di selatan India.

Namun, tidak demikian dengan Kumar. Dia secara terbuka menantang orang berdebat, dan jika perlu, meminta mereka menjauhi agama.

Selain itu, dia juga dengan bangga memasang tanda "Ravi Atheist" di depan rumahnya, serta dua lengannya ditato.

Sikap vokalnya itu bukannya tak memberikan masalah. Dia mengaku kehilangan peluang bekerja, dan teman-temannya menyebut dia gila.

Baca juga: Para Ateis di Sebuah Kota di AS Berkumpul dan Membantu Tunawisma

Selain itu, dia tidak menikah karena banyak keluarga tak sudi memberikan anak perempuan mereka kepada pria yang tak mengakui Tuhan.

Begitu juga dengan keluarganya. Sang ayah, Inder Lal, awalnya mengaku sangat terpukul jika ada orang yang menyebut anaknya nastik (ateis).

"Setiap saya keluar rumah, saya selalu berpikir ingin bunuh diri atas sikap mereka. Namun, saya mengurungkan diri dan pulang," katanya.

Tetapi kini, dia melihat bahwa sikap anaknya masuk akal. Malah, Inder mengaku juga menjadi ateis. "Kini, kami berhenti mengunjungi kuil dan melakukan ritual keagamaan," tuturnya.

Selama dua tahun terakhir, Kumar mengatakan, dia menjadi semacam selebritas sejak kisahnya diungkap oleh media.

"Orang-orang sering memanggil saya dari jauh. Bahkan beberapa ada yang mengunjungi saya. Mereka mengaku ada yang seperti saya," tukasnya.

Baca juga: Antara Ateis dan Religius, Siapa Sebenarnya yang Lebih Bermoral?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com