Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Minta Maaf pada Gadis Ini Setelah Videonya Mengkritik China Dihapus

Kompas.com - 28/11/2019, 14:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - TikTok menyampaikan permintaan maaf pada seorang gadis di AS setelah video kritikannya terhadap China dihapus.

Dalam unggahan yang dilihat hingga 1,6 juta kali itu, gadis bernama Feroza Aziz itu awalnya membahas tutorial cara memanjangkan alis mata.

Tetapi, dalam perkembangannya dia kemudian meminta netizen mencari tahu mengenai penanganan China atas Muslim Uighur dan minoritas lain di Xinjiang.

Baca juga: Lewat Tutorial di TikTok, Gadis Ini Kritik Penanganan China atas Muslim Uighur

Di TikTok, Feroza menuduh Beijing sudah melemparkan etnis minoritas lainnya di kamp konsentrasi, dan menjabarkannya sebagai "Holocaust".

"Mereka melemparkan Muslim yang tak bersalah ke sana, memisahkan keluarganya, menculik, membunuh, memperkosa mereka," ujarnya.

Dia juga mengklaim Muslim di sana dipaksa untuk berpindah keyakinan. Jika tak bersedia melakukannya, mereka akan dibunuh.

"Mereka yang masuk ke sana tidak akan kembali. Ini adalah Holocaust lain, namun belum ada yang membicarakannya. Mari waspada dan sebarkan ini," tegasnya.

Feroza kemudian mengklain bahwa dirinya diblokir untuk mengunggah apa pun selama sebulan, dan menekankan videonya itu dihapus.

Setelah viral, aplikasi dengan nama lain Douyin itu membantah sudah memblokirnya, dan menyatakan videonya masih ada.

Namun pada Rabu (27/11/2019), TikTok barulah mengakui video itu dihapus sementara yang diakibatkan "kelalaian manusia'.

Perusahaan mengklaim, video Feroza sudah dipulihkan 50 menit kemudian setelah salah satu anggota senior mengidentifikasi dan mengembalikannya.

Aplikasi berbagi video itu kemudian menjelaskan, Feroza dan melanggar pedoman apa pun. "Kami ingin minta maaf atas kesalahan tim kami," katanya dikutip AFP Kamis (28/11/2019).

Para pakar maupun aktivis HAM menyebut, ada satu juta orang baik Muslim Uighur dan etnis minoritas lain dibawa ke kamp di Xinjiang.

Feroza yang menggunakan nama akun "17 Just a Muslim" mengaku, dia tidak yakin jika akunnya tak diblokir karena unggahan tersebut.

China yang awalnya membantah adanya kamp itu kemudian berdalih, fasilitas itu adalah sekolah vokasi untuk menekan ekstremisme.

Namun, sebuah dokumen yang bocor pada pekan ini mengungkapkan otoritas di sana sempat menerbitkan panduan bagaimana menangani para penghuni.

"Apakah saya percaya mereka menghapus video saya bukan karena video satir? Tepat setelah mengunggah tiga bagian video itu di Twitter? Tidak," tegasnya.

Baca juga: Dokumen Bocor Ungkap Cara China Cuci Otak Muslim Uighur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com