Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Uji Coba S-400, Sanksi dari AS Bisa "Tak Terhindarkan"

Kompas.com - 27/11/2019, 15:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al-Monitor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pakar menyebut, sanksi dari AS kepada Turki bisa "tak terhindarkan" buntut uji coba sistem rudal S-400.

Pada pekan ini, sumber internal Ankara mengungkapkan bahwa mereka sudah menggelar tes sistem rudal buatan Rusia itu.

Turki melakukan uji coba radar S-400 di sebuah pangkalan militer dengan menggunakan jet tempur buatan AS, F-16.

Baca juga: AS Khawatir Turki Uji Coba Sistem Rudal S-400 Rusia

Ozgur Unluhisarcikli, Direktur German Marshall Fund di Ankara menuturkan, tes radar itu membuat sanksi dari AS "tak terhindarkan".

Unluhisarcikli mengatakan, upaya yang dilakukan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama kunjungan ke Washington bakal gagal.

"Turki bakal terkena sanksi. Saya tidak percaya hanya akan berputar di CAATSA. Begitu jin keluar dari botol, saya tak tahu kapan Kongres AS bakal berhenti," jelasnya.

Unluhisarcikli merujuk kepada peraturan 2017 yang melarang sekutu Washington untuk membeli persenjataan dari Rusia.

Dilansir Al-Monitor Selasa (26/11/2019), Kongres AS bisa memutuskan paket sanksi apa saja yang bisa dihantamkan ke Ankara.

Di antaranya penalti terhadap pejabat dan sektor energi serta perbankan. Kemudian larangan membeli utang luar negeri Turki.

Beberapa legislasi juga mewajibkan Kementerian Keuangan supaya memprediksi kekayaan pribadi Erdogan beserta keluarganya.

Atau menargetkan bank negara, Halkbank, di mana skema itu pernah terjadi saat Iran mendanai program nuklirnya.

Turki menerima pengiriman pertama sistem rudal dengan nama NATO SA-21 Growler itu pada musim panas tahun ini.

Keputusan tersebut membuat mereka dikeluarkan dari program jet tempur generasi kelima F-35, di mana Turki memesan 100 unit.

Dalam penjelasan Washington, keberadaan S-400 dikhawatirkan bisa mengancam keamanan F-35, dan dianggap tak sesuai gaya NATO.

Erdogan kepada NTV menyatakan, dia akan mencoba mencari solusi dengan AS sebelum April 2020, atau ketika sistem itu berfungsi sepenuhnya.

Sejak Turki membeli sistem tersebut, sebenarnya AS sudah membujuk supaya Erdogan membeli saja rudal Patriot mereka.

Baca juga: Turki Bakal Aktifkan Sistem Rudal S-400 dari Rusia

Namun, Erdogan tetap kukuh meneruskan proses transaksi sistem yang dibeli dengan harga 2,5 miliar dollar AS, sekitar Rp 35 triliun itu.

Pada Selasa, harian Rusia RIA Novosti mengabarkan baik Moskwa dan Turki bakal menandatangi kontrak pembelian senjata baru di 2020.

Selain meneruskan S-400, negosiasi itu juga mencakup transfer teknologi yang dibutuhkan Turki meningkatkan industri pertahanannya.

Kerim Has, analis hubungan Turki-Rusia mengemukakan, kini dengan isu seputar sanksi kembali bergulir, Erdogan hanya punya sedikit ruang untuk bermanuver.

Meski begitu, kebijakan sang presiden untuk menancapkan dua kakinya di AS dan Rusia bisa memberikannya keuntungan.

"Erdogan harus mendapat dukungan Rusia jika ingin mempertahankan kekuasaannya di Turki," papar analis yang berbasis di Moskwa itu.

Sebab, jika terlalu bergantung pada Barat dan kemudian terjadi aksi protes karena krisis ekonomi, kekuasaannya bakal terancam.

Baca juga: Abaikan Ancaman Sanksi AS, Turki Bakal Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com