Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Helikopter Tabrakan Saat Kejar Milisi di Mali, 13 Tentara Perancis Tewas

Kompas.com - 27/11/2019, 08:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,Sky News

BAMAKO, KOMPAS.com - Sebanyak 13 tentara Perancis dilaporkan tewas ketika dua helikopter yang mereka tumpangi bertabrakan ketika mengejar milisi di Mali.

Tidak ada yang selamat ketika helikopter itu melakukan misi berbahaya dengan terbang sangat rendah dan berada dalam kegelapan total.

Tewasnya 13 tentara Perancis ini merupakan insiden terburuk yang melibatkan militer Negeri "Anggur", ketika 58 anggota paramiliter tewas dalam bom truk Lebanon 1983 silam.

Baca juga: Cerita Warga yang Jauh-jauh Datang ke Lokasi Helikopter Jatuh Untuk Selfie...

Presiden Emmanuel Macron mengungkapkan "kesedihan amat mendalam", dengan penyelidikan atas kecelakaan itu digelar.

Seperti Apa Kejadian Lengkapnya?

Tabrakan itu dilaporkan terjadi sekitar 19.40 waktu setempat pada Senin di Region Liptako, Mali, dilaporkan BBC dan Sky News Selasa (26/11/2019).

Saat itu, helikopter tempur jenis Tiger itu memburu milisi yang berusaha kabur menggunakan sepeda motor dan truk pikap.

Helikopter itu saling bertabrakan saat bermanuver menghindari balasan dari milisi, dan jatuh berdekatan, membunuh semua yang ada di dalamnya.

"Ke-13 pahlawan ini hanya mempunyai satu tujuan: melindungi kami. Saya memberi penghormatan bagi teman dan keluarga korban," ucap Macron.

Mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan dan dukacita digelar selama satu menit dalam pertemuan Parlemen Perancis.

Adapun milisi yang dikejar disebut merupakan kelompok ekstremis yang beroperasi di Gurun Sahara, dan berafiliasi dengan ISIS.

Serangan terbaru yang dilakukan oleh kelompok ekstremis di Mali dilaporkan menewaskan hingga 100 orang dalam dua bulan terakhir.

Amerika Serikat (AS) menyatakan, region itu merupakan front melawan baik ISIS maupun kelompok lain seperti Al Qaeda.

Sebelum tewas di akhir Oktober, Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi mengapresiasi para pengikutnya di Mali dan Burkina Faso.

Perancis mengerahkan operasi militer sejak 2013, setelah ekstremis merebut kota di utara Mali, dan melakukan kekejaman.

Berkat pasukan Negeri "Anggur" itulah, para pemberontak bisa dipukul mundur hingga gurun sebelum mereka membangun ulang kekuatannya.

Paris mengerahkan 4.500 tentara di kawasan Afrika Barat dan Pusat, dan merupakan operasi terbesar mereka di luar negeri.

Adapun sejak 2013, setidaknya 44 serdadu Perancis tewas dalam operasi di Mali tersebut.

Baca juga: Helikopter Jatuh di Lombok Tengah, Pilot dan Penumpang Selamat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com