Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Bocor Ungkap Cara China "Cuci Otak" Muslim Uighur

Kompas.com - 25/11/2019, 08:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

LONDON, KOMPAS.com — Sebuah dokumen bocor mengungkapkan bagaimana China melakukan "cuci otak" sistemik terhadap Muslim Uighur di kamp penjara.

Sebelumnya Beijing mengklaim, fasilitas yang berlokasi di Region Xinjiang ini menawarkan pelatihan dan pendidikan secara sukarela.

Namun, dokumen bocor itu memperlihatkan bagaimana para tahanan diperlakukan, seperti dikunci, diindoktrinasi, dan dihukum.

Baca juga: China Kecam Niat Jahat Pembatasan Visa AS Terkait Penindasan Uighur

Laporan itu diungkapkan Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ) kepada 17 media mitra, salah satunya BBC.

Dilansir Minggu (24/11/2019), investigasi yang dilakukan menunjukkan bukti baru yang mematahkan klaim dari China.

Sekitar satu juta orang, kebanyakan dari mereka adalah Muslim Uighur, langsung ditahan begitu saja tanpa diadili.

ICIJ melabeli laporan itu "Kabel China", dan salah satunya berisi memo sembilan halaman dari Zhu Hailun, Wakil Sekretaris Partai Komunis China di Xinjiang.

Memo kepada pengelola fasilitas menjabarkan bahwa tempat itu harus diperlakukan layaknya penjara, dengan para tahanan tak boleh kabur.

Memo itu berisi perintah antara lain:

  • Tidak boleh ada yang melarikan diri
  • Tingkatkan disiplin dan hukuman setiap ada pelanggaran perilaku
  • Dukung jika ada penghuni yang bertobat atau mengaku
  • Jadikan belajar bahasa Mandarin sebagai prioritas utama
  • Dukung setiap murid untuk berubah
  • Memastikan adanya pengawasan penuh melalui penempatan kamera CCTV di setiap asrama dan kelas, tanpa celah titik buta

Dokumen itu menunjukkan bagaimana setiap aspek kehidupan dari setiap tahanan diawasi ketat setiap hari.

Setiap siswa harus merapikan posisi ranjang, posisi mengantre, tempat duduk di kelas, dan membersihkan ruang kerja.

"Sangat dilarang adanya perubahan dalam peraturan," demikian bunyi laporan yang disediakan oleh ICIJ tersebut.

Baca juga: AS Beri Sanksi Pembatasan Visa pada Pejabat China Terkait Penindasan Uighur

Selain itu, pengelola kamp juga menunjukkan peraturan, seperti bangun, apel, mencuci, ke toilet, membersihkan rumah, makan, hingga menutup pintu.

Terdapat dokumen yang memaparkan betapa besarnya skala penahanan. Ada satu yang mengungkapkan, 15.000 orang dari selatan Xinjiang dibawa pada 2017.

Direktur Human Rights Watch di China, Sophie Richardson, mengatakan, dokumen bocor itu seharusnya bisa digunakan oleh jaksa.

"Ini merupakan potongan bukti penting mengenai dokumentasi pelanggaran HAM yang menjijikkan," kata Richardson.

Dia menuturkan, mereka yang ditahan dijadikan subyek penyiksaan psikologis. Sebab, mereka tak tahu bakal berapa lama di sana.

Memo itu menunjukkan bagaimana para tahanan baru dilepaskan jika menunjukkan perubahan dalam perilaku, bahasa, hingga kepercayaan.

"Tunjukkan betapa berbahayanya bagi para siswa mengenai ilegal, berbahaya, dan jahatnya perilaku masa lalu mereka," ujar memo itu.

Ben Emmerson QC, pengacara HAM sekaligus penasihat Kongres Uighur Dunia, berujar bahwa kamp itu berusaha mengubah identitas seseorang.

"Sangat sulit tak melihatnya sebagai sebagai skema cuci otak massal yang didesain dan diarahkan ke keseluruhan etnis," papar Emmerson.

Dia menegaskan, kamp penjara itu secara khusus digunakan untuk menyapu Muslim Uighur dari Xinjiang sebagai bagian kultural yang berbeda di bumi ini.

Baca juga: Diduga Terlibat Penindasan Uighur, 28 Entitas China Masuk Daftar Hitam AS

Kamp rahasia China

Dalam dokumen bocor itu, setiap penghuni bakal mendapat poin jika menunjukkan perubahan perilaku, studi, hingga disiplin.

Sistem punishment-and-reward itu dilakukan untuk menentukan tahanan mana yang boleh bertemu keluarganya atau dilepaskan.

Mereka baru dipertimbangkan untuk dibebaskan setelah empat anggota Partai Komunis China melihat perubahan dalam diri mereka.

Laporan itu menyebutkan bagaimana Beijing menggunakan pengawasan dan kebijakan program prediksi untuk menganalisis data pribadi.

Baca juga: China Dituding Ambil dan Jual Organ dari Umat Muslim Uighur yang Ditahan

Satu dokumen menyatakan, terdapat 1,8 juta orang ditandai karena mereka mempunyai aplikasi berbagi data bernama Zapya.

Otoritas memerintahkan agar 40.557 di antaranya "dicek satu per satu", dengan peluang untuk dikirim ke kamp konsentrasi.

Laporan itu juga menunjukkan bagaimana Beijing meminta supaya melacak orang Uighur yang sudah berstatus warga negara lain dan menangkap mereka jika perlu.

Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiamong, menegaskan, langkah itu sudah melindungi warga lokal, dan mengklaim tak ada aksi teroris di Xinjiang dalam tiga tahun terakhir.

"Kawasan itu pun menikmati stabilitas sosial dan persatuan di antara kelompok etnis. Orang-orang di sana bahagia karena aman," paparnya.

Liu pun mengecam adanya usaha negara Barat untuk mencampuri urusan internal maupun usaha kontra-terorisme di Xinjiang.

Baca juga: Kunjungi Kamp Uighur di China, Menteri Urusan Agama Malaysia Dikecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com