Pada Minggu (24/11/2019), Paus Fransiskus bakal memberikan penghormatan kepada "Kristen tersembunyi", atau Kakure Kirishitan, di Nagasaki.
Baca juga: Berkunjung ke Thailand, Paus Fransiskus Temui Pemimpin Tertinggi Agama Buddha
Bapa Yoshio Kajiyama, pusat sosial Jesuit di Tokyo, lahir setelah bom atom dijatuhkan do Hiroshima. Jadi dia sangat menunggu pesan Paus.
Kajiyama mengungkapkan, dia tidak pernah mengenal kakeknya karena tewas terkena bom atom. Empat hari kemudian, bibinya meninggal.
"Jika Anda lahir dan besar di Hiroshima, Anda tentu tidak akan bisa melupakan yang namanya bom," ujar imam 64 tahun itu.
Kemudian pada Senin (25/11/2019) di Tokyo, Paus Fransiskus bakal bertemu korban dari "tiga bencana". Yakni gempa, tsunami, dan kebocoran nuklir 2011.
Kunjungannya juga termasuk bertemu Kaisar Naruhito, Perdana Menteri Shinzo Abe, serta menggelar misa di stadion bisbol Tokyo.
Di leg pertama tur Asia, Paus menghabiskan tiga hari di Thailand, kota dengan mayoritas rakyatnya juga beragama Buddha.
Dia bertemu dengan Raja Maha Vajiralongkorn, dan Pemimpin Tertinggi Buddha, di mana dia sempat melepas sepatunya sebagai penghormatan.
Dalam pernyataan terakhirnya di Bangkok, dia menyampaikan rasa terima kasih kepada sambutan hangat yang diterimanya.
"Saya akan meninggalkan kalian dengan sebuah tugas: Jangan lupa doakan juga saya," ujar Paus berusia 82 tahun itu.
Baca juga: Mendarat di Thailand, Paus Fransiskus Mulai Rangkaian Tur Asia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.