Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibunya Jadi Korban KDRT, Seorang Wanita Lapor Polisi, Caranya? Pesan Pizza

Kompas.com - 23/11/2019, 09:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

OREGON, KOMPAS.com — Seorang wanita di Oregon, Ohio, menggunakan cara pintar untuk melapor ke polisi setelah ibunya menjadi korban KDRT.

Dia berpura-pura tengah memesan pizza dalam layanan darurat 911. Polisi, untungnya, segera sigap mengetahui bahwa dia meminta bantuan.

Dalam laporan media lokal, wanita yang tidak disebutkan identitasnya itu mengaku bahwanya ibunya tengah menjadi korban KDRT.

Baca juga: Pelaku Penusukan Istri di Bali Kerap Lakukan KDRT

Polisi yang menerima telepon 911, Tim Teneyck, kepada 13 ABC mengungkapkan, awalnya dia merasa bahwa perempuan itu menekan nomor yang salah.

Namun, dikutip BBC Jumat (22/11/2019), dia bersikeras bahwa sudah menekan nomor yang benar, dan Teneyck pun langsung sadar situasinya sangat serius.

Sebabnya, Teneyck pernah membaca sebuah forum yang membahas bagaimana korban kekerasan menggunakan kode tertentu untuk meminta bantuan.

"Anda pernah melihat situasi seperti ini di Facebook, tetapi tentu Anda tidak terlatih untuk benar-benar merasakannya," ungkapnya.

"Penerima telepon lain mengaku kepada saya, mereka tentu tidak akan mengangkatnya, dan mengabaikannya begitu saja," lanjut Teneyck.

Begini transkrip percakapan antara Teneyck dan wanita yang ibunya jadi korban KDRT:

  • Teneyck: Oregon 911
  • Penelepon: Saya ingin memesan pizza di alamat ini (seraya membeberkan alamatnya)
  • Teneyck: Anda menelepon 911 untuk memesan pizza?
  • Penelepon: Uh, ya. Di apartemen (sambil mengungkapkan nama apartemennya)
  • Teneyck: Anda jelas menelepon nomor yang salah untuk memesan pizza
  • Penelepon: Tidak, tidak, Anda salah memahami
  • Teneyck: Saya bisa mengabaikan Anda sekarang

Setelah itu, si penelepon menemukan cara pintar untuk menjawab pertanyaan Teneyck, dan bisa menyebutkan seberapa bahaya situasi yang dialami mereka, dan bantuan apa yang mereka butuhkan.

  • Teneyck: Apakah pria itu masih di sana?
  • Penelepon: Yap, saya butuh pizza yang besar
  • Teneyck: Baik, bagaimana dengan layanan medis? Apakah Anda membutuhkannya?
  • Penelepon: Tidak, dengan pepperoni saja.

Baca juga: Pengakuan Tiga Setia Gara, Sembunyikan KDRT demi Lindungi Suami

Dari mana ide pizza itu datang?

Tidak ada yang tahu bagaimana ide tersebut tercetus. Namun, skenario serupa pernah diperkenalkan oleh Asosiasi Perlindungan Perempuan Norwegia pada 2010.

Kemudian pada 2014 seorang netizen di forum daring Reddit yang mengaku sebagai operator 911 mengungkapkan dia pernah mendapat menelepon korban penyiksaan memesan pizza.

Dia menuturkan bagaimana awalnya percakapan itu "terasa bodoh, sebelum bergerak serius", dan membeberkan detail seperti yang dialami Teneyck.

Skenario itu viral dengan nama "pengumuman layanan publik", dengan satu unggahan Facebook mengklaim para operator terlatih untuk memahami kode itu.

Namun, klaim tersebut terbantahkan tahun lalu melalui Christopher Carver, Direktur Operasional Pusat Operator Asosiasi Nomor Darurat AS.

Kepada Associated Press, Carver mengungkapkan para polisi yang membawahkan layanan 911 tidak dilatih menggunakan kode tertentu.

"Berharap bahwa percakapan rahaasia bisa dimengerti oleh mereka bakal memberikan bahaya. Dia pun menyarankan korban untuk menggunakan SMS 911.

Carver melanjutkan, para penerima telepon tidak akan menutup telepon mereka. Yang perlu dilakukan korban adalah memberi tahu di mana lokasi mereka.

Baca juga: Kisah Penyintas KDRT: Mereka yang Terhempas dan Bangkit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com