Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Pentagon: Rudal Iran Tak Tertandingi di Timur Tengah

Kompas.com - 20/11/2019, 07:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah studi Pentagon mengungkapkan, meski terkena sanksi selama bertahun-tahun, Iran mampu mengembangkan rudal tak tertandingi di Timur Tengah, bahkan melebihi Israel.

Dalam laporan Badan Intelijen Pertahanan, misil yang dikembangkan Teheran berkembang baik dari segi ukuran, jumlah, hingga kecanggihannya.

Studi Pentagon itu memperlihatkan bagaimana Iran mengembangkan rudal mereka sestrategis mungkin. Sebab, kekuatan udara mereka masih terbatas.

Baca juga: Armada Kapal Perang AS di Teluk Telah Berada dalam Jangkauan Rudal Iran

Dilansir AFP Selasa (19/11/2019), Iran masih bertumpu kepada jet tempur buatan AS yang dipesan Shah Reza Pahlavi, di mana dia digulingkan dalam Revolusi 1979.

"Kurang dalam angkatan udara, mereka mengembangkan rudal balistik jarak jauh untuk menghantam musuh mereka, seperti AS, Israel, dan Arab Saudi," ujar laporan itu.

Menurut laporan tersebut, Iran mempunyai kekuatan rudal terbesar di Timur Tengah, yang bahkan tak bisa disamai Israel berdasarkan keterangan pejabat anonim AS.

Dikatakan bahwa misil yang dikembangkan Teheran bisa menjangkau jarak hingga 2.000 kilometer, dan mampu mencapai Saudi atau Tel Aviv.

Pada 2017, mereka sempat memamerkan rudal Khoramshahr. Presiden Donald Trump dalam kicauannya sempat menyebut teknologi rudal itu dari Korea Utara.

Namun bisa mengembangkan rudal hebat, negara itu diketahui hanya menghabiskan anggaran hingga 20,7 miliar dollar AS, sekitar Rp 291 triliun, untuk militer pada 2017.

Ekonomi mereka terpuruk pada 2018 setelah Trump keluar dari perjanjian nuklir 2015, dan mulai menerapkan serangkaian sanksi.

Pakar Iran di Badan Intelijen Pertahanan Christian Saunders berujar, dia khawatir jika embargo senjata terhadap Iran berakhir.

"Embargo itu bakal habis pada Oktober 2020. Mereka berkesempatan mendapatkan kemampuan menakjubkan yang tidak mereka capai sebelumnya," ujar Saunders.

Republik Islam itu dijatuhi embargo oleh PBB setelah impor senjata terakhir pada 2016. Namun, larangan itu akan habis lima tahun setelah implementasi perjanjian nuklir.

Seorang pejabat intelijen anonim mengungkapkan jika embargo itu berakhir, kemungkinan Teheran akan fokus kepada belanja tank dan jet tempur.

China dan Rusia menjadi dua negara yang berpeluang menjadi penyedia alat tempur yang dibutuhkan. Iran menyebut pertahanan mereka penting.

Mereka merujuk kepada dukungan Barat bagi Saddam Hussein saat Perang Iran-Irak, maupun program nuklir rahasia yang dilakukan Israel.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB Gelar Rapat Tertutup Bahas Uji Coba Rudal Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com