Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikepung Polisi, Demonstran Hong Kong di Universitas Tulis Kata-kata Terakhir

Kompas.com - 19/11/2019, 16:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber ABC

HONG KONG, KOMPAS.com - Kengerian begitu terasa dalam drama pendudukan universitas di Hong Kong oleh demonstran dengan polisi melakukan pengepungan.

Seorang perempuan yang hanya meminta disebut Kay mengatakan, dia mempunyai banyak teman di mana mereka masih terjebak di Polytechnic University.

Dilansir ABC Selasa (19/11/2019), dia mengaku takut dengan nasib teman-temannya setelah polisi mulai mengepung para demonstran di universitas.

Baca juga: Bentrokan di Universitas Hong Kong, Keluarga yang Cemas Menanti Kabar Anaknya

"Orang-orang di dalam, mereka putus asa. Mereka bahkan menulis kata-kata terakhir kepada keluarga dan teman di luar. Sangat tragis bagi kami," ujar Kay.

Kabar itu terjadi setelah dalam tiga hari terakhir, pendemo melakukan perlawanan kepada polisi dari dalam kampus selama tiga hari terakhir.

Menggunakan panah hingga bom molotov, pengunjuk rasa menyerang penegak hukum yang membalas mengunakan gas air mata dan peluru karet.

Pemerintah Hong Kong mengklaim, ada sekitar 600 pengunjuk rasa yang memutuskan menyerah, dengan 200 di antaranya masih di bawah umur.

Adapun masih ada sekitar 100 demonstran lainnya yang masih berada di dalam, dengan otoritas meminta mereka untuk menyerah.

Polisi sudah menegaskan mereka akan menangkapi semua yang masih bertahan, dan mengancam bakal menggunakan peluru tajam jika diperlukan.

Sementara China daratan sudah melontarkan serangkaian peringatan yang mengindikasikan mereka bisa terjun langsung untuk meredam aksi protes.

Indikasi itu terlihat ketika Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) turun ke jalan akhir pekan lalu untuk membersihkan jalanan dari puing-puing.

Berdasarkan peraturan yang dipunyai, Hong Kong bisa meminta bantuan PLA jika sudah tidak sanggup lagi untuk memadamkan kerusuhan.

Namun, Beijing mempunyai otoritas untuk mengabaikan hukum tersebut, dan mengambil alih langsung jika sudah dirasa membahayakan keamanan nasional.

Pada Senin kemarin (18/11/2019), Duta Besar China untuk Inggris Liu Xiaoming sudah menyatakan pemerintah Hong Kong berjuang keras untuk memulihkan keadaan.

"Tetapi jika situasi tidak terkendali, pemerintah pusat jelas tak akan berdiam diri. Kami punya kekuasaan mengakhirinya," ujar Liu.

Aksi protes dimulai pada Juni lalu ketika massa menentang usulan UU Esktradisi yang bisa membuat terduga pelaku kriminal diekstradisi ke daratan utama.

Dalam perkembangannya selama lima bulan terakhir, aksi itu makin meluas dengan tuntutan pendemo yang semakin besar. Seperti diperbolehkan memilih pemimpin sendiri.

Baca juga: Pemimpin Hong Kong Minta Demonstran yang Ada di Kampus untuk Menyerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ABC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com