Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan di Universitas Hong Kong, Keluarga yang Cemas Menanti Kabar Anaknya

Kompas.com - 19/11/2019, 15:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Keluarga yang cemas menunggu di depan universitas Hong Kong menyusul bentrokan antara polisi dengan demonstran yang berdiam di sana.

Sekitar 100 pengunjuk rasa diyakini masih bertahan di Polytechnic University, dikepung oleh polisi anti-huru hara selama tiga hari terakhir.

Seorang ibu berusia 50-an, bermarga Chan, mengatakan dia begitu takut sang anak bakal terluka, atau mungkin terbunuh, ketika polisi merangsek masuk ke universitas.

Baca juga: Pemimpin Hong Kong Minta Demonstran yang Ada di Kampus untuk Menyerah

Dilansir AFP Selasa (19/11/2019), Chan mengaku takut jika terjadi Tiananmen 2.0 dengan korban berjatuhan ketika polisi bentrok dengan demonstran.

Dia merujuk kepada upaya China menindak unjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada 1989 silam, dengan ribuan pengunjuk rasa diyakini tewas.

Sementara ibu lain bermarga Cheung berujar, dia bermalam di taman dekat pos polisi di tengah kekalutan menunggu kabar dari anaknya yang menjadi relawan medis.

"Saya sangat, sangat khawatir, takut jika hidupnya bakal dalam bahaya. Dia takut. Dia takut jika ditangkap oleh polisi," ujar Cheung.

Berawal dari aksi protes menentang UU Ekstradisi yang diusulkan pemerintah Hong Kong Juni lalu, demonstrasi itu kini menuntut lebih luas.

Selain hak untuk memilih pemimpin mereka sendiri, para pendemo juga menyerukan digelarnya penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi.

Para pengunjuk rasa menggunakan taktik "Blossom Everywhere" dalam 10 hari terakhir, yang membuat banyak sekolah ditutup dan pelayanan transportasi terganggu.

Namun, pengepungan yang dilakukan polisi di Polytechnic Universitas, kampus di distrik Kowloon, merupakan momen yang paling serius.

Ibu lain yang bernama Chung kepada SCMP mengungkapkan, putrinya yang masih berusia 16 tahun berada di dalam universitas.

"Tidak ada yang bisa menyuruhnya pulang. Dia ingin bebas. Dia tak percaya polisi. Dia terus menghubungi saya, namun tak mengindahkan saya," terangnya.

Adapun pengunjuk rasa yang masih di bawah umur tidak akan ditangkap. Namun otoritas menyatakan, mereka bisa saja diproses di masa depan jika diperlukan.

Baca juga: Pemerintah Hong Kong Sebut 600 Demonstran Menyerah kepada Polisi

Wong, ayah berumur 50-an mengungkapkan, putrinya awalnya tidak mau menyerah karena dia takut bakal ditangkap dan dipenjara selama 10 tahun.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com