Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Hong Kong Sebut 600 Demonstran Menyerah kepada Polisi

Kompas.com - 19/11/2019, 13:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com — Pemerintah Hong Kong menyatakan, sebanyak 600 demonstran memutuskan menyerah kepada polisi setelah terjadi mediasi.

Kepala Eksekutif Carrie Lam yang muncul di hadapan publik sejak krisis terjadi 36 jam lalu berujar, sekitar 20 aktivis dievakuasi untuk mendapat perawatan medis.

Dia menyatakan, sekitar 200 dari demonstran yang menyerah adalah anak-anak. Karena itu, polisi tidak perlu menahan mereka dengan sisanya dibekuk.

Baca juga: Polisi Hong Kong Kepung Universitas Setelah Bentrok Semalaman dengan Demonstran

Meski begitu dikutip The Guardian Selasa (19/11/2019), Lam menyatakan polisi Hong Kong bisa menyelidiki mereka di masa depan jika diperlukan.

Polytechnic University yang berlokasi di Kowloon menjadi babak terbaru bentrokan pendemo dan penegak hukum sejak aksi protes terjadi lima bulan lalu.

Puluhan ribu orang turun ke jalan dan mencoba menjangkau pendemo yang bertahan di universitas. Namun, mereka terlibat bentrok dengan polisi.

Aparat menembakkan gas air mata, peluru karet, dan dalam beberapa insiden, peluru tajam, untuk menekan massa penentang pemerintah.

Kelompok pengunjuk rasa yang bertahan di kampus dilaporkan mencoba untuk melarikan diri dari pengepungan aparat pada Senin malam (18/11/2019).

Mereka terlihat menuruni jembatan, meminta kepada pengendara motor yang lewat untuk membawa mereka pergi, hingga lari melalui penutup got.

Di tengah krisis politik yang melanda kota finansial itu, China sudah melontarkan sejumlah peringatan, dan memunculkan kekhawatiran mereka bakal turun langsung.

Duta Besar Beijing untuk Inggris, Liu Xiaoming, menyatakan pemerintahan Carrie Lam sudah "berjuang sangat keras untuk mengendalikan situasi".

"Tetapi jika situasi tidak terkendali, pemerintah pusat jelas tak akan berdiam diri. Kami punya kekuasaan mengakhirinya," ujar Liu.

Media pemerintah Global Times dalam editorialnya menuturkan bahwa "perusuh" harus dihukum. "Kekerasan teror seperti ini harus mendapat hukuman," kata editorial itu.

Jasper Tang, mantan anggota dewan Hong Kong kepada Reuters, menuturkan, dia mencoba melakukan mediasi antara demonstran dan polisi.

Sebab, dia mengungkapkan kekhawatiran bakal terjadi pertumpahan darah jika polisi merangsek masuk dengan paksa, dan ditanggapi dengan perlawanan hebat oleh pendemo.

Polisi menyatakan, mereka sudah mengizinkan Palang Merah untuk membawa pengunjuk rasa yang terluka. Namun sisanya harus menyerah.

"Kalian harus menyerahkan diri. Saat ini, tidak ada pilihan lain bagi mereka," kata Komandan distrik Kowloon Barat, Cheuk Hau-yip.

Baca juga: Diserbu Polisi, Demonstran Hong Kong Bakar Pintu Masuk Universitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com