Sempat membantah adanya kamp tersebut, China mengklarifikasi tempat itu adalah sekolah vokasi yang bertujuan meredam ekstremisme melalui pendidikan dan pelatihan kerja.
Tetapi aktivis HAM dan media asing melaporkan adanya dokumen dan citra satelit menunjukkan fasilitas itu dikelola layaknya penjara.
James Leibold, pakar hubungan etnis China sekaligus profesor di Universitas La Trobe Melbourne menuturkan dokumen itu memperlihatkan adanya "kebenaran hitam putih".
"Kebocoran itu menunjukkan bahwa di dalam partai sendiri, mereka sadar sudah melakukan pengasingan massal Muslim di Xinjiang," tutur Leibold.
Dia memaparkan terdapat perlawanan atau penolakan dalam pejabat partai sendiri, dengan yang membangkang akan dihukum atau dimusnahkan.
Selain itu, dokumen yang bocor itu merupakan indikator bahwa ada pihak yang melihat kebijakan itu tidak baik, dan ingin supaya Xi Jinping maupun Chen Quanguo bertanggung jawab.
Baca juga: Sejak 2014, China Klaim Tangkap Hampir 13.000 Teroris di Xinjiang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.