Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Inggris BBC Sebut Plastik dari Negara Barat "Racuni" Makanan Indonesia

Kompas.com - 18/11/2019, 15:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Media Inggris BBC memberitakan, sampah plastik yang dikirim dari negara Barat dan kemudian dibakar telah meracuni makanan di Indonesia.

Kelompok pemerhati lingkungan IPEN juga menemukan adanya kandungan polutan bernama dioxin 70 kali lipat dari standar Eropa dalam telur di desa Jawa Timur.

Dilansir pada pekan lalu, peneliti IPEN mengumpulkan telur ayam dari dua lokasi berbeda dekat Surabaya untuk kemudian dilakukan uji coba.

Baca juga: Media AS New York Times Soroti Pabrik Tahu di Indonesia yang Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar

Pengujian itu merupakan cara termudah untuk menentukan polutan persisten organik (POPs) seperti dioxin sudah masuk dalam rantai makanan.

Dalam penelitian itu, diketahui pembacaan reaksi POPs yang kuat ada di kawasan pabrik tahu yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar di Tropodo.

Dari hasil tes, diketahui ada satu telur yang melebihi asupan harian Keamanan Makanan Eropa (EFSA) untuk dioxin terklorinasi hingga 70 kali lipat.

Peneliti menuturkan, dalam telur itu terkandung level dioxin tertinggi kedua di Asia setelah Bien Hoa, bekas pangkalan udara AS di Vietnam.

Pada Perang Vietnam, Washington menerapkan Agent Orange, yakni menyemprot herbisida ke tanaman Viet Cong, dengan salah satu kandungannya adalah dioxin.

Selain dioxin, BBC melaporkan telur-telur itu mengandung bahan kimia tahan api, bernama SCCPs dan PBDEs, yang digunakan dalam plastik.

Yuyun Ismawati dari Nexus Foundation selaku salah satu peneliti mengatakan, temuan itu sangat mengejutkan. "Di Indonesia, kami belum pernah melihat hasil ini sebelumnya," katanya.

Pakar menyatakan, memakan sejumlah telur yang terkontaminasi bisa berdampak pada masalah serius dalam jangka panjang.

Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Kata Walhi

Penelitian itu fokus pada area sekitar pabrik kertas di Jawa Timur, di mana 40 persen kertasnya diimpor. Namun, kertas itu datang dengan plastik berkualitas rendah.

Plastik-plastik itu kemudian dijual kepada warga lokal, di mana mereka bergantung pada mata pencarian mereka. Salah satunya adalah Supiyati di Bangun.

Disebut sebagai "pemulung plastik", dia menggantungkan kehidupan sehari-hari dengan mencari plastik yang berkualitas lebih baik, kemudian dijual.

"Saya menggunakan uangnya untuk membeli tanah ini dan menyekolahkan anak-anak saya," tutur Supiyati sembari duduk di tumpukan sampah plastik.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com