Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media AS New York Times Soroti Pabrik Tahu di Indonesia yang Gunakan Plastik sebagai Bahan Bakar

Kompas.com - 16/11/2019, 21:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Juli lalu, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKHK) Rosa Vivien Ratnawati berkunjung ke Tropodo.

Di sana, dia mengakui bahwa plastik yang dibakar dapat menimbulkan racun. Dia kemudian menyatakan bakal mencari tahu bagaimana asap dari pembakaran plastik bisa dikendalikan.

"Jika plastik yang digunakan sebagai bahan bakar tidak dipermasalahkan, seharusnya ada penanganan bagaimana polusinya," tuturnya.

Saat dihubungi The Times pekan lalu, Rosa menolak membahas isu tersebut, dan meminta supaya didiskusikan kepada Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Karliansyah.

Baca juga: Kisah di Balik Suksesnya Tahu Kriuk Yes

Tetapi, yang bersangkutan tidak memberikan respons. Banyak dari warga Tropodo mengaku tidak berdaya untuk mencegah pembakaran sampah plastik tersebut.

Para pembuat tahu di Tropodo mengungkapkan, mereka berpindah dari plastik ke kayu bakar sejak bertahun-tahun yang lalu.

Nanang Zainuddin misalnya, Dia mengaku menggunakan plastik karena murah. Bahkan dia mengungkapkan harganya sepersepuluh dari kayu bakar.

Dia berkata, dioxin bisa datang dari mana saja. "Jika pemerintah berniat untuk memberikan solusi, tentu akan bagus sekali," terangnya.

Mantan kepala desa Tropodo Ismail yang juga produsen tahu menuturkan, dia sempat melarang penggunaannya pada 2014 silam.

Tetapi larangan itu hanya bertahan selama beberapa bulan sebelum mereka beralih ke plastik. Adapun dia menggunakan campuran plastik serta kayu bakar.

"Para pembuat tahu di sini hanya mencari untung, untung, dan untung. Mereka tidak memperhitungkan akibat dari perbuatan mereka," paparnya.

Baca juga: Kios dan Pabrik Tahu Sumedang di Jalan Cut Nyak Dien Ludes Terbakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com