Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Penembakan Massal SMA AS yang Tewaskan 2 Murid Meninggal di Rumah Sakit

Kompas.com - 16/11/2019, 12:17 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

SANTA CLARITA, KOMPAS.com - Remaja yang menjadi pelaku penembakan massal di SMA Santa Clarita, AS, yang menewaskan dua murid dilaporkan meninggal di rumah sakit.

Nathaniel Berhow meninggal karena menembak kepalanya sendiri setelah menyerang SMA Saugus di ulang tahunnya yang ke-16 Kamis (14/11/2019).

Berhow sudah berada dalam kondisi kritis ketika polisi menemukannya di antara korban luka, demikian dilaporkan AFP Jumat (15/11/2019).

Baca juga: Di Ulang Tahun ke-16, Seorang Remaja Tembaki Sekolah dan Bunuh 2 Orang di AS

Departemen Sheriff Los Angeles County mengonfirmasi Berhow mengembuskan napas terakhir pada Jumat pukul 15.30 waktu setempat.

Kematiannya membuat penegak hukum tidak bisa mendapat petunjuk penting, selain fakta dia adalah remaja pendiam yang familiar dengan senjata.

Meski begitu, dia tidak mempunyai catatan negatif terkait perilaku. "Kami tahu ini serangan yang disengaja. Motifnya? Kami masih belum tahu," kata Sheriff Alex Villanueva.

Dia menuturkan dua korban tewas, satu perempuan dan satunya lagi remaja laki-laki, serta tiga korban luka nampaknya dipilih secara acak.

"Sejauh ini, kami belum bisa mengatakan bahwa ada hubungan antara pelaku dengan korban," terang Villanueva dalam konferensi pers.

Dia menampik akan rumor bahwa mantan pacarnya menjadi target Berhow, serta kabar bahwa dia merencanakan penembakan massal karena pernah dirisak.

FBI sebelumnya menyatakan tidak ada bukti adanya motif ideologi. Pun demikian dengan catatan atau manifesto juga tidak ditemukan.

Yang membingungkan, ayah Berhow memang mempunyai izin atas enam senjata. Namun tak ada yang cocok dengan senjata semi-otomatis kaliber .45 yang dipakainya.

Kecakapannya menggunakan pistol itu saat melakukan penembakan massal yang terbilang singkat, menunjukkan dia sempat berlatih menembakannya.

"Dalam waktu 16 detik, dia bisa mengatasi macetnya senjatanya, dan menembak lima orang sebelum menembak kepalanya sendiri," terang Villanueva.

Baca juga: Penembakan Massal Odessa Tewaskan 7 Orang, Trump Salahkan Penyakit Kejiwaan

"Bingung"

Jared Axen yang tinggal di sebelah keluarga Berhow mengungkapkan, si remaja 16 tahun itu adalah tipikal sosok yang tertutup dan pendiam.

Meski begitu, dia diketahui mempunyai teman dan bisa diajak bercakap-cakap. "Saya sering melihatnya melakukan olahraga," ujar Axen kepada LA Times.

Aidan Soto, rekannya di organisasi pramuka menyebut Berhow adalah "anak baik", dan kaget ketika dia melakukan penyerangan ke SMA Saugus.

"Anggota yang lebih muda bergantung kepadanya. Dia ada ketika mereka membutuhkannya. Karena itu saya bingung dan tidak tahu jawabannya," ujar Soto.

Catatan Berhow menunjukkan dia adalah pelari jarak menengah, dan meski tak punya perilaku buruk, keluarganya mengalami masalah pelik.

Sang ayah, yang memutuskan bercerai dari ibunya, dilaporkan meninggal akibat serangan jantung pada Desember 2017 lalu.

Ayahnya menderita ketergantungan alkohol, dan didkabarkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga meski tidak ada bukti yang menyertai.

Meski begitu, keduanya berhubungan dekat. "Dia selalu mengungkapkan betapa dia mencintai dan merindukan ayahnya," kata Axen.

Selain itu, keduanya juga diketahui sering berburu bersama, di mana Axen menyatakan dia dikenal karena akurasinya dalam menembak.

Selain itu, dia juga bisa memperhitungkan berapa banyak peluru yang tersisa, dengan Villanueva menjelaskan dia sengaja menyimpan peluru terakhir untuk bunuh diri.

Baca juga: Rencanakan Penembakan Massal, Seorang Koki Hotel Ditahan Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com