Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Dekat Mantan Presiden Barack Obama Ramaikan Pertarungan Pilpres AS 2020

Kompas.com - 15/11/2019, 12:59 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BOSTON, KOMPAS.com – Jelang Pilpres AS 2020, pertarungan memperebutkan tiket calon presiden (capres) dari Partai Demokrat semakin panas dengan majunya mantan Gubernur Massachusetts, Deval Patrick.

Patrick, teman dekat mantan Presiden Barack Obama, mengumumkan resmi pencalonannya melalui video YouTube yang dirilis Kamis pagi (14/11/2019) waktu setempat.

Keputusannya untuk maju termasuk mengejutkan. Sebab awal tahun ini, politisi Afro-Amerika itu telah menyatakan tidak akan mencalonkan diri.

Baca juga: Kampanye Trump di Pilpres AS 2020 Terancam Direcoki Hacker Iran

Tetapi awal pekan ini, spekulasi seputar majunya Patrick muncul dengan informasi yang mengabarkan politisi 63 tahun itu mengubah keputusannya.

Harapan Blok Moderat

Kecemasan elite partai Partai Demokrat yang cenderung berideologi moderat menjadi latar belakang utama keputusan Patrick mencalonkan diri.

Meningkatnya peluang Senator Massachusetts Elizabeth Warren yang dikenal karena retorika sosialis dan anti-korporat meningkatkan gemuruh kegelisahan elite partai.

Mereka menilai, ideologi yang dipunyai Warren terlalu kiri. Sehingga sangat sulit mengalahkan petahana Presiden Donald Trump.

Awalnya, mantan Wakil Presiden Joe Biden menjadi tumpuan utama dari Demokrat untuk mendongkel Trump di Pilpres AS 2020.

Namun merosotnya angka survei, serangkaian blunder politik, hingga skandal Ukraina memunculkan keraguan Biden bisa mendapatkan tiket.

Dilaporkan New York Times, elite partai sempat berkumpul mencari sosok alternatif Biden, dengan sejumlah nama pun diusulkan.

Baca juga: Hacker Iran Diklaim Targetkan Kampanye Trump dalam Pilpres AS 2020

Di antaranya adalah mantan Ibu Negara Michelle Obama, eks lawan politik Trump di Pilpres 2016 Hillary Clinton, hingga mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg.

Michelle sudah menegaskan dia tak tertarik ke politik. Sementara Hillary meski tak menutup kemungkinan, belum menunjukkan tanda-tanda.

Adapun Bloomberg telah mendaftarkan pencapresanya di Negara Bagian Arkansas dan Alabama. Namun, sang taipan belum membuat keputusan apakah dia akan berlaga.

Di tengah isu penggodokan nama alternatif tersebut, Patrick yang menjaabt sebagai gubernur dari 2007-2015 itu muncul mengumumkan pencalonannya.

Tidak diketahui secara pasti apakah Barack Obama mendukung pencapresan teman baiknya ini. Namun, Patrick menyatakan mereka telah berbicara melalui sambungan telepon.

Ideologi politiknya yang moderat, ditunjang kebijakan progresif, serta popularitas tinggi saat menjadi gubernur membuat lulusan Universitas Harvard itu jadi lawan yang diperhitungkan.

Tidak ketinggalan, Patrick merupakan pembicara kharismatik, sama seperti Obama, dengan latar belakang keluarga sederhana. Dia diyakini bisa menyaingi Trump jika saling berhadapan pada November 2020.

Baca juga: Joe Biden: Trump Takut Saya Kalahkan dalam Pilpres AS 2020

Tantangan Waktu yang Sempit

Satu hal yang tidak bisa dibantah, pencapresan Patrick terjadi sangat mepet karena pemilihan pendahuluan (primary) perdana di Iowa akan digelar 81 hari lagi.

Karena itu, publik pun bertanya-tanya apa langkah politik yang bakal diambil untuk membangun citra, serta seperti apa tim kampanye yang akan dibentuknya di waktu sempit ini.

Tak sedikit yang pesimis Patrick bakal mengejar ketertinggalannya dengan bakal capres lain yang sudah membangun kampanye selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Selain itu, kondisi tersebut ditambah dengan lesunya dukungan bagi dua bakal capres berkulit hitam lain. Yaitu Senator California Kamala Harris dan Senator New Jersey Cory Booker.

Tentunya tanda tanya bakal menggelayut, apa yang membedakan Patrick dengan dua politisi itu dalam memenangkan suara pemilih kulit hitam yang memainkan peran penting dalam menentukan primary Demokrat.

Baca juga: Ditanya Apa Rusia Bakal Intervensi Pilpres AS 2020, Putin: Jangan Bilang Siapa Pun, Kami Akan Melakukannya

Patrick diyakini akan menggantungkan kesuksesan pencalonannya di dua negara bagian awal setelah pemilihan Iowa. Yakni New Hampshire dan Carolina Selatan.

New Hampshire merupakan negara bagian yang menjadi tetangga Massachusetts, di mana Patrick masih cukup dikenal oleh konstituen di sana.

Patrick berharap dia dapat memotong dukungan Warren yang juga berasal dari Massachusetts. Warren saat ini memimpin di agregat jajak pendapat New Hampshire.

Kemudian dengan mayoritas pemilih adalah Afro-Amerika, Patrick berharap pemilih di Carolina Selatan bakal memilihnya dibanding Biden yang masih unggul di sana.

Sejauh ini, calon terkuat penantang Trump mengerucut ke tiga nama. Yaitu Biden, Warren, dan Senator Vermont Bernie Sanders yang konsisten di tiga besar jajak pendapat.

Nama lain yang mulai naik adalah Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, politisi moderat lain yang berpotensi menjadi presiden termuda di AS.

Patrick bukan hanya akan akan bersaing ketat dengan Biden, namun juga dengan Buttigieg untuk memperebutkan suara pemilih moderat partai Demokrat.

Baca juga: Sambil Tersenyum, Trump Minta Putin Jangan Campuri Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com