Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Penampil Ditikam Pria Yaman di Arab Saudi

Kompas.com - 12/11/2019, 08:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Tiga penampil di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, dilaporkan ditikam seorang pria Yaman dalam sebuah pertunjukan musik langsung.

Pelaku segera ditahan setelah tayangan televisi memperlihatkan dia naik ke panggung di Taman King Abdullah, dengan grup yang tampil berasal dari negara lain.

"Pasukan keamanan menangani insiden penikaman atas dua pria dan satu perempuan dari kelompok teater saat pertunjukan musik," ujar juru bicara polisi kepada SPA.

Baca juga: Penata Rambut Cristiano Ronaldo Tewas Ditikam

Polisi menyatakan, pelaku adalah ekspatriat Yaman berusia 33 tahun, dengan pisau yang digunakan untuk menyerang telah diamankan.

Dilansir AFP Senin (11/11/2019), para penampil yang ditikam berada dalam kondisi stabil. Selain itu, polisi tak bersedia memberikan keterangan.

Taman King Abdullah adalah salah satu venue yang dipakai untuk menggelar festival bernama "Riyadh Season", dan berlangsung selama dua bulan.

Festival itu merupakan upaya pemerintah Arab Saudi mengembangkan pariwisata mereka, dan bagian diversifikasi ekonomi demi meninggalkan ketergantungan atas minyak.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) memperkenalkan serangkaian reformasi, seperti mengizinkan konser, hingga membuka bioskop.

Meski populer di kalangan generasi muda, perubahan itu mau tak mau menimbulkan kegusaran dari konservatif. Termasuk di antaranya adalah polisi agama.

"Pemerintah menerapkan kebijakan tegas terhadap mereka yang mengkritik reformasi ini," ujar analis Saudi, Ali Shihabi, di Twitter.

Awal tahun ini, aktivis HAM melaporkan penahanan atas cendekiawan agama Omar al-Muqbil setelah mengecam Otoritas Jenderal Pertunjukan Saudi.

Muqbil melontarkan kritikan atas kebijakan pemerintah yang membuka konser, dengan menyatakan mereka "menghapus identitas asli Saudi".

Quentin de Pimodan, pakar dari Research Institute for European and American Studies berujar, kaum liberal dan konservatif saling berhadapan.

"Itu membuat pemimpin Saudi khawatir. Jadi, mereka mencoba memberangus yang menentang kebijakan untuk mendorong hiburan," kata de Pimodan.

Keputusan itu di tengah sorotan yang diterima negara kaya minyak itu sejak pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Turki tahun lalu.

Karena itu, mengembangkan sektor pariwisata dan hiburan adalah bagian dari Visi 2030 yang digagas Pangeran Mohammed bin Salman.

Tetapi bagi oposisi, tindakan itu hanyalah cara pemerintah mengaburkan rasa frustrasi publik akan ekonomi yang menurun dan pengangguran pada usia muda.

Baca juga: Pemuda di Makassar Tewas Ditikam Usai Datang ke Acara Pernikahan dalam Keadaan Mabuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com