MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang profesor sejarah terkenal di Rusia mengakui bunuh dan memutilasi sang kekasih setelah ada tangan wanita ditemukan dalam tasnya.
Oleg Sokolov jatuh ke sungai setelah dalam keadaan mabuk berusaha membuang potongan tubuh yang dia mutilasi, demikian laporan media lokal.
Setelah menemukan Sokolov, polisi akhirnya menemukan potongan jenazah Anastasia Yeshchenko di kediaman sang profesor di St Petersburg.
Baca juga: Beri Jabatan untuk Selingkuhan, Pejabat PBB Urusan Palestina Dipecat
Dilaporkan BBC Minggu (10/11/2019), Sokolov merupakan pakar mendiang Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte yang pernah mendapat Légion d'Honneur.
"Dia mengakui kejahatannya," ujar pengacaranya, Alexander Pochuyev kepada AFP. Dia menambahkan kliennya itu menyesal dan siap bekerja sama dengan polisi.
Kepada penyidik, Sokolov mengungkapkan dia membunuh sang kekasih dalam sebuah argumen, dan kemudian memutilasi kepala, tangan, dan leher.
Dikatakan bahwa setelah dia membuang seluruh potongan jenazah Yeshchenko, dia berniat bunuh diri dengan berdandan ala Napoleon.
Pochuyev melanjutkan, kliennya yang saat ini tengah mendapat perawatan karena mengalami hipotermia, kemungkinan terserang stres.
Baca juga: Terlibat Cinta Segitiga, Pasangan Kekasih Bunuh Sopir Taksi, Mayatnya Dibuang di Tol Bocimi
Yeshchenko dilaporkan pindah ke St Petersburg dari Region Krasnodar di selatan Rusia, dan menjadi mahasiswi pascasarjana ketika dia tewas.
Seorang teman Yeshchenko kepada RIA menceritakan, korban adalah sosok gadis yang pendiam, namun manis dan menjadi sosok pelajar teladan.
"Setiap orang tahu tentang mereka," ujar si teman anonim ketika ditanyakan apakah dia mengetahui soal hubungan Sokolov dan Yeshchenko.
Dia mempelajari sejarah Perancis, dan bersama Profesor Sokolov, sempat menulis sejumlah buku. Keduanya disebut menikmati mengenakan pakaian zaman dulu.
Ibu Yeshchenko diketahui merupakan polisi dengan pangkat letnan kolonel, dengan ayahnya adalah guru. Dia mempunyai saudara yang sempat berposisi kiper di tim nasional junior.
Para mahasiswanya menggambarkan Sokolov sebagai sosok dosen bertalenta yang fasih dalam berbahasa Perancis, dan menggandrungi Napoleon.
Pria 63 tahun itu juga dianggap "aneh" karena sering memanggil selingkuhannya itu sebagai "Josephine", dan minta dipanggil "Sire (Tuan)".
Dia juga menjadi anggota Institut Ilmu Sosial, Ekonomi, dan Politik Perancis (Issep) yang menyatakan sudah mencoretnya dari daftar.
"Kami sudah mengetahui horor itu, dan tidak bisa membayangkan dia bisa melakukan aksi sekeji itu," terang Issep dalam pernyataan resmi.
Baik Sokolov dan Yeshchenko yang notabene adalah anak didiknya tersebut disebut menjalin hubungan selama tiga tahun sebelum tewas.
Baca juga: Kronologi Suami Tembak Pria yang Diduga Selingkuhan Istri dengan Senapan Angin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.