LA PAZ, KOMPAS. com - Presiden Bolivia Evo Morales mengundurkan diri buntut aksi protes yang dilatarbelakangi dugaan dia melakukan kecurangan dalam pemilu.
Dilansir Sky News Minggu (10/11/2019), pengumuman itu muncul setelah panglima militer Jenderal Williams Kaliman menyerukannya untuk mundur.
"Setelah melakukan analisis, kami meminta presiden mengundurkan diri demi menjaga pengamanan dan mempertahankan stabilitas, demi kebaikan rakyat Bolivia," ujarnya.
Baca juga: Ingin Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi, Indonesia dan Bolivia Jajaki Bentuk Forum Bisnis
Senada dengan Kaliman, komandan polisi Jenderal Vladimir Yuri Calderon seperti dikutip AFP juga mendesak Evo Morales meletakkan jabatan.
Karena itu dalam pernyataannya di televisi, Morales pun resmi mengakhiri jabatan sebagai presiden dengan jabatan terlama di Amerika Latin.
Morales yang berkuasa sejak 2006 itu kembali memenangkan pemilu pada 20 Oktober lalu, dengan selisih kemenangan yang tipis.
Tetapi oposisi menyebut kemenangan di periode keempatnya kontroversial, dan menuding pemimpin 60 tahun itu melakukan kecurangan.
Karena itu aksi protes pun pecah, dengan tiga orang tewas dan lebih dari ratusan orang terluka akibat bentrok antara demonstran dan keamanan.
Organisasi Negara Amerika (OAS) kemudian melakukan audit atas hasil pemilu, dan menemukan adanya banyak kejanggalan dalam laporan yang dirilis Minggu.
Di antaranya adalah teknologi yang dipakai, rantai dari surat suara yang diamankan untuk dihitung, integritas penghitungan, dan proyeksi statistik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.